Raya Dan Puisi, " Se-Ekor Fir'aun Dikidik - Tordisdik: Amoral! "

( Se-Ekor Fir'aun Kecil, Ingin Besar Berkobar-kobar. Gambar Illustrasi.)

7Detikdotcom SASTRA PUISI -
Puisi adalah suara hati, dan secara pribadi, diriku menyebutnya, "Catatan kecil seorang demonstran," Yang menitik beratkan kata-kata "Perlawanan," dan tidak siap untuk diajak bernegosiasi, karena negosiasi seorang oknum pejabat yang bermuka dua, semua berisi "Penghianatan, bahkan tipu daya, untuk mencari celah, kembali lagi mengejar pundi-pundi rupiah dan kepentingan pribadinya saja.

1/

Biri - Biri Masuk Sekolah

;;

Berjelaga sendiri di dalam kamar mandi, sambil berdiri, dia mengajari cicak, dan se-ekor kecoa hitam, untuk menikmati hari-hari dengan ber-onani sendiri

Mengelupas khayalan, tak ayal, sedikit binal, Amoral!

Menyelinap diam-diam, mencuri kapur, kayu, buku, dari dalam ruangan itu, menghitung waktu, senyum-senyum di balik kaca jendela sekolah. Pagi yang buta, dari kamar mandi, ada suara orang bernyanyi, bernyanyi burung kaka tua, hinggap di jendela, kakek yang sudah giginya tinggal dua, karena habis di curi oleh se-Ekor Fir'aun, di rumah terdisdik, di jalan yang begitu mulya

: Biarkanlah, dia hanya se-Ekor Fir'aun kecil yang terdidik, layaknya biri-biri yang ingin masuk sekolah, yang hanya bisa makan rumput yang tumbuh subur di pelataran gedung sekolah. 

"Lihatlah, dia terus mengembek, lalu tertawa!"

Sialan!

--------

230125 Taman Literasi Sukamulya Cigugur Kuningan

( Raya Langit Syahban Rokibbah )

 

2/

Lempar Batu, Sembunyi Muka

;;

Pandai seperti se-ekor tupai di pohon kelapa, lincah, seperti se-ekor monyet yang berpindah-pindah, dari ranting pohon jambu yang sedang berbuah lebat , lalu terus kembali lompat ke ranting pohon cemara.

Wajahnya sumringah, dari balik kacamata, matanya jelalatan seperti melihat kemaluan seorang wanita di ruangan pusat karaoke, di tempat favoritnya, yang kerap dia kunjungi, dengan alasan sedang ada kunjungan kerja.

Entahlah, Mukanya sembunyi, dari batu, yang dia lempar diam-diam, sambil bicara dalam hati, hari, ini, begitu melelahkan, karena ada uang beranak uang, Lempar batu, sembunyi muka

: Anjing!

-------------

11/0125  Cafe Diva Jalan Baru Insinyur Soekarno Hatta

( Raya Langit Syahban Rokibbah )


3/

Se-Ekor Fir'aun Dikidik Terdisdik Pakai Polytron

;;

Senyum-senyum malu, sambil bernyanyi, aa, ii, uu, ee, uu, ii, ee, oo, lalu garuk-garuk kepala sendiri, seperti beruk, di ujung jalan depan istana dikidik, yang di pimpin oleh se-Ekor Fir'aun Tordisdik. Laparnya adalah hausnya, dan hausnya adalah laparnya, itulah mukjizat yang Iblis berikan pada se-Ekor Fir'aun Terdisdik, yang berkuasa di jalan penuh kemulyaan di istana Dikidiknya

Se-ekor Fir'aun bisa menciptakan dari yang ada, menjadi yang tiada, dan yang tiada akan menjadi ada, hidupnya penuh bergelimang harta, rumah-rumah mewah, mobil-mobil yang bukan merek Panas Dijero, mukanya sumringah seperti perempuan yang sedang datang bulan

Dengan sedikit bergidik, Punggawa-punggawa dalam istananya di jalan yang mulya, di korbankan, di hari raya korban, untuk membuat jalan, menyembah sang dewa,

: Maklum, Kacung baru, sedang cari muka, karena Se-ekor Fir'aun memang ingin mengganti kacamatanya, di ganti dengan kacamata kuda...

--------

230125 Timbang, Kaki Bukit Ciremai

( Raya Langit Syahban Rokibbah )

 -------------------------------------