Harga Cabai Rawit, Meroket Tajam Di Pasaran

( Harga cabai rawit yang saat ini masih melonjak tajam, di pasaran. )

7Detikdotcom BANDUNG - 
Pasca usainya Nataru, harga bahan pokok di pasar terus melonjak drastis, seperti yang terjadi di pasar Cibeureum Kecamatan Kertasari, beberapa harga sayuran naik drastis begitu juga dengan harga cabe rawit merah yang sudah berada di kisaran 120 ribu/ kilogram. Kemarin Kamis (09/01/25.)

Dilhat dari pantaua awak media 7detidotcom, kenaikan harga tersebut sangat berpengaruh untuk sebagian pedagang makanan yang menggunakan bahan cabe rawit, seperti pedagang baso, seblak, gorengan dan lain-lain. Ada sebagian pedagang yang melakukan cara alternatif sendiri dengan mengkombinasikan cabe rawit dengan saos pasar untuk dijadikan sambal, tujuannya agar para pelanggan tetap bisa menikmati dagangannya.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu pemilik warung yang menjual bahan pokok masakan, Atik, bahwa untuk menjual cabe rawit dibuat pusing karena tidak bisa mengejar harga modal awalnya.

"Dari pasar saja sudah 120 ribu/ kilo, saya mau jual eceran bagaimana, sedangkan konsumen kebanyakan hanya membeli skala kecil, seperti harga satu ribu, kemasan sudah diurai dalam plastik kecil dan itu hanya berisi 3-4 biji cabe rawit," ucapnya.

Melonjaknya harga cabe rawit ini dikarenakan kurangnya pasokan akibat beberapa waktu lalu kawasan Kabupaten Bandung diguyur hujan deras. Sedangkan permintaan pasar terhadap cabe rawit cukup tinggi, hal ini menyebabkan harga pun naik secara signifikan di saat ketersediaannya di pasar berkurang. Namun hal ini bisa saja bersifat fluktuatif, yang dipengaruhi situasi dan kondisi alam sekarang. Jadi ada kemungkinan harga itu bisa berubah lagi suatu saat. Masih kata Atik, menambahkan.

"Ya harapannya semua harga bisa turun, karena untuk pedagang kecil seperti kami, kenaikan sedikit saja sangat berpengaruh pada penghasilan, kami merasa kasihan kepada konsumen kalau semua harga masih naik," tutup Atik.

Kenaikan harga cabe dan beberapa sayuran lainnya ini berlaku mulai 1 Januari 2025 dan akan mempengaruhi pengeluaran masyarakat di berbagai sektor.
 
( Arnita )