( Fileski dan Gusdurian, hadiri perayaan nataru 2023-2025 di Gereja Golang Madiun. )
7Detikdotcom - MADIUN JATIM - Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 yang diselenggarakan di Gereja Kristen Jawi Wetan Jemaat Madiun, Dusun Golang, Desa Kuwiran, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, berlangsung dengan penuh kemeriahan dan semangat kebersamaan. Acara yang dimulai pukul 09.00 pagi ini mengusung tema "Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem" (Lukas 2:15).
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari
Gusdurian Madiun yakni Haris Saputro selaku koordinator, Titus Tri
Wibowo dan Apoung Purwanto sebagai anggota, dan Fileski Walidha Tanjung,
seorang penyair nasional yang juga bagian dari tim Gusdurian. Kehadiran
mereka atas undangan Ketua Pelaksana Dkn. Marsidi dan Ketua Panthan
Golang, Pnt. Parinem, bertujuan menyebarkan semangat kerukunan dan
toleransi antarumat beragama. Kemarin Sabtu (04/01/25)
Acara
diawali dengan pujian lagu rohani, pembacaan risalah Natal, sambutan
Ketua Panitia, dilanjutkan sambutan oleh Camat Kare. Selanjutnya,
Pendeta Brahm Kharismateus, SS, M.Div, M.Th menyampaikan pesan Natal
dengan penuh penghayatan, diikuti prosesi penyalaan lilin Natal sebagai
simbol harapan dan perdamaian. Prosesi ini melibatkan lintas pemuka
agama, perangkat pemerintahan, tokoh masyarakat, dan perwakilan
Gusdurian Madiun.
Pada kesempatan tersebut, Fileski
turut memberikan kontribusi istimewa melalui pembacaan puisi bertajuk
"Sajadah dan Salib", sebuah karya yang sarat dengan pesan toleransi. Fileski
membacakan puisinya dengan penuh penghayatan, membuat para hadirin
larut dalam makna dan spirit persaudaraan yang ia sampaikan.
“Saya percaya, toleransi bukan hanya sekadar seruan, melainkan tindakan nyata untuk saling memahami dan menghargai. Puisi adalah bahasa jiwa yang mampu menjembatani perbedaan, dan saya merasa terhormat bisa berbagi pesan perdamaian di momen yang indah ini.” Kata Fileski pada awak media.
![]() |
( Fileski saat bacakan puisi Sajadah dan Salib, di Gereja Golang Madium Jawa-Timur ) |
“Saya percaya, toleransi bukan hanya sekadar seruan, melainkan tindakan nyata untuk saling memahami dan menghargai. Puisi adalah bahasa jiwa yang mampu menjembatani perbedaan, dan saya merasa terhormat bisa berbagi pesan perdamaian di momen yang indah ini.” Kata Fileski pada awak media.
Setelah
pembacaan puisi, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten
Madiun menyampaikan orasi nasionalisme yang menguatkan pentingnya
persatuan di tengah keberagaman. Acara kemudian ditutup dengan ramah
tamah, makan bersama, dan pembagian doorprize yang semakin mempererat
kehangatan suasana.
Haris
Saputro, Koordinator Gusdurian Madiun, turut menyampaikan rasa syukur
atas terlaksananya acara ini. “Kami berterima kasih atas undangan ini.
Perayaan seperti ini menunjukkan bahwa toleransi bukan hanya slogan,
tetapi sudah menjadi nafas kehidupan bermasyarakat di Madiun. Semangat
yang diajarkan Gus Dur terus menjadi inspirasi kami untuk menjaga
keharmonisan, melawan fanatisme, dan menjadi bagian dari solusi untuk
menciptakan perdamaian.” Ujar Haris.
Edi
Kriswanto, salah satu tokoh masyarakat, juga mengungkapkan
apresiasinya. “Kehadiran Gusdurian membawa warna baru dalam perayaan
ini. Semangat toleransi yang mereka bawa sangat membantu membangun
harmoni lintas agama, menjaga nilai-nilai kebangsaan, dan menjadi
inspirasi bagi kita semua.” Kata Edi Kriswanto.
Perayaan
Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 ini tidak hanya menjadi momentum
keagamaan, tetapi juga perwujudan harmoni dalam keberagaman, sebagaimana
cita-cita luhur bangsa Indonesia.
Sajadah dan Salib
Puisi Fileski Walidha Tanjung
Langit biru tanpa sekat-sekat
sajadah terhampar luas
dan salib menjulang tinggi ke atas
di antara cakrawala doa-doa
Angin bertanya: "Kemana arah doamu itu mengudara?"
Ia mengantarkan kepasrahan menuju kedamaian
Ia menyampaikan keikhlasan menuju
yang tanpa pilih kasih.
Jangan kau titipkan dingin pada angin,
sebab ia tak pernah kenal rumah,
ia hanya kenal perjalanan.
Seperti diriku dan dirimu—
dua hati dengan kitab yang berbeda,
tapi doa kita
sama-sama menanam keteduhan.
Jika engkau adalah matahari,
jangan biarkan pepohonan meranggas
Jika engkau adalah gunung
maka jadilah bayang-bayang.
Karena tanpa bayang-bayang,
matahari hanya kesepian di puncak
kesombongan.
2025
( Erna Winarsi W )