Tsunami Luar Biasa Bagi Dunia Seni Budaya Indonesia Di Penghujung 2024

( Penyidik Kejati Jakarta tengah menggeledah Kantor Dinas Kebudayaan Jakarta.)

 

7Detikdotcom - JAKARTA - Masih hangat dua peristiwa yang sangat menghenyakkan dunia seni-budaya Jabodetabek dan tanah air di Desember 2024, Peristiwa pertama, yakni saat Kejati (Kejaksaan Tinggi) Jakarta menggeledah ruangan di kantor Dinas Kebudayaan Jakarta setelah ditemukan indikasi adanya penyimpangan kegiatan selama 2023 di instansi yang dipimpin oleh Iwan Henry Wardhana tersebut, pada beberapa waktu lalu. ( 18/12/24)

Sedangkan peristiwa kedua, yakni saat seorang pelukis Yos Suprapto, batal melaksanakan pameran lukisan tunggalnya yang digelar di Galeri Nasional, Jakarta, disebabkan terdapat 5 karya lukisannya yang dianggap menyinggung seorang tokoh. Pihak Galeri Nasional mengunci ruang pameran dan menggelapkan lampu saat pembukaan pameran, di beberapa waktu kebelakang.

Kedua peristiwa selang satu hari tersebut terjadi di saat dunia seni-budaya Indonesia baru saja mendapatkan "Kedaulatannnya" dengan dipisahkannya bidang Kebudayaan dari bidang Pendidikan dan Pariwisata pada tingkat Kementerian. Sehingga Kebudayaan menjadi Kementerian sendiri yang dipimpin oleh Menteri Kebudayaan. Seperti telah diketahui bersama, politikus Partai Gerindra, Fadly Zon terpilih sebagai Menteri Kebudayaan RI pertama di era pemerintahan Prabowo Gibran.

Dugaan Terjadinya Korupsi Di Dinas Kebudayaan Jakarta: Total 150 Miliar

Kantor Dinas Kebudayaan Jakarta di Jalan Gatot Subroto Setiabudi Jakarta Selatan digeledah oleh tim Penyidik Bidang Pidana Khusus dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jakarta. Dalam keterangan persnya, Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejati Jakarta, Syahron Hasibuan ketika itu menjelaskan, beberapa ruangan seperti ruangan staf dan sekretariat, ruangan Kabid Pemanfaatan Kebudayaan (Lt.14) serta ruangan Kadisbud Iwan Henry Wardhana (Lt. 15) turut digeledah.   

"Penggeledahan ini terkait indikasi terjadinya korupsi pada pelaksanaan sejumlah kegiatan di Dinas Kebudayaan Jakarta tahun anggaran 2023 dengan total kerugian negara senilai lebih dari Rp. 150 Miliar." ungkap Syahron.

Dari penggeledahan tersebut, berhasil disita ratusan stempel yang telah dipalsukan, dugaan kuat stempel-stempel tersebut digunakan untuk pencarian dana anggaran dinas. "Seolah-olah kegiatan-kegiatan dilaksanakan, lalu dibuktikan melalui stempel, seperti stempel sanggar kesenian atau UMKM untuk mencarikan anggaran, padahl kegiatannnya tidak pernah ada," jelas Syahron.     

Selain ratusan stempel, penyidik juga menyita berbagai barang bukti seperti laptop, ponsel, personal computer, flashdisk, serta dokumen penting lainnya untuk diperiksa lebih lanjut. 

"Penggeledahan pun tidak hanya dilakukan di kantor Dinas Kebudayaan Jakarta, melainkan juga di kantor event organizer GR-Pro di Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan; dan beberapa rumah tinggal di Jalan H. Raisan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat; Jalan Kemuning, Matraman, Jakarta Timur; serta Jalan Zakaria, Kebon Jeruk, Jakarta Barat."

Perkembangan terbaru dari kasus ini Pemprov Daerah Khusus Jakarta pun menonaktifkan Kadisbud Jakarta, Iwan Henry Wardhana dari jabatannya.

Pameran Tunggal Pelukis Yos Suprapto Dibatalkan Pihak Galeri Nasional. ( 19/12/24)
( Pelukis Yos Suprapto dengan karya lukisannya yang dilarang dipamerkan di Galeri Nasional, Jakarta.)

Yos Suprapto, pelukis asal Yogyakarta mendapatkan pembatalan secara sepihak dari Galeri Nasional, Jakarta atas pameran tunggal karya lukisannya. Sedianya pembukaan pameran dilakukan pada, beberapa waktu lalu, tepatnya hari. Kamis 19 Desember 2024 pukul 19.00 WIB, dan rencananya dibuka oleh Eros Djarot. 

"Namun karena Yos menolak menurunkan 5 dari 36 lukisan karyanya yang dianggap oleh Kurator tunjukan pihak Galeri Nasional yakni, Suwarno Wisetrotomo, tidak sesuai tema pameran yang diangkat, yakni Kebangkitan;: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan, bahkan dianggap terlalu vulgar menyinggung penguasa, maka pihak Galeri Nasional pun tidak memberikan akses masuk ke ruang pameran di Gedung A Galeri Nasional."

Yos menyebutkan 5 lukisannya itu yaitu, Konoha 1, menggambarkan seorang raja yang menindas rakyatnya, Konoha 2, menggambarkan beberapa figur dengan manusia telanjang, lalu lukisan petani memberi makan orang kaya, lukisan petani memberi makan anjing-anjing, dan petani membawa sapi ke istana.

Kedua peristiwa ini seperti sebuah tsunami luar biasa bagi dunia seni budaya Indonesia di penghujung 2024 dan menjadi catatan kelam tersendiri.

(Wahyu Toveng)