 |
( Pednyair dan sastrawan Indonesia, D Zawawi, saat menerima Anugerah Adiluhung, yang diserahkan oleh Menteri Fadli Zon )
|
7Detikdotcom - JAKARTA - Penyair dan Sastrawan D.Zawawi Imron, menerima Anugerah Sastrawan Adiluhung dari Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon. Pada
puncak peringatan Hari Puisi Indonesia (HPI) ke-12 yang berlangsung di
Teater Kecil Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) di Taman Ismail Marzuki (TIM)
di Jakarta pada Jumat malam (20/12/2024).
Penghargaan
ini diserahkan langsung oleh Fadli Zon, Menteri Kebudayaan Republik
Indonesia, sebagai pengakuan atas kontribusinya yang signifikan dalam
dunia sastra.
Penyair
"Celurit Emas" ini mendapat hadiah nominal Rp 40 juta dari penyelenggara
yang dihelat oleh Yayasan Hari Puisi Indonesia (Yayasan HPI). D.Zawawi Imron sebagai penerima Anugerah Sastra Adiluhung ketiga setelah Sutardji Calzoum Bachri dan Abdul Hadi WM.
Ia
dikenal sebagai penyair senior yang sangat ramah, supel, penuh canda
dan mau diajak bersahabat khususnya dengan para penyair yang masih
'belajar' sastra. Bahkan
dalam beberapa wa group komunitas sastra D.Zawawi Imron sering memberi
komentar positip dan semangat menulis puisi untuk para penyair pemula.
Saat
bertemu dengan penulis pada puncak perayaan di ruang Teater Kecil
Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki- saat berlangsungnya
parade baca puisi karya Abdul Hadi WM- Jumat siang (20/12/2024), ia
menyambut hangat dengan suara ramah.
"O,
ya, ini Lasman Simanjuntak.Sering ke Surabaya ya," tanya D.Zawawi Imron
yang saat itu duduk berdampingan dengan penyair dari Bali Nunung Noor
El Niel .
Sastrawan Legendaris
D.
Zawawi Imron, lahir pada 1 Januari 1945 di Batang-Batang, Sumenep,
dikenal sebagai sastrawan legendaris dan seorang budayawan yang aktif
dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan melalui karya-karyanya.
Sebelumnya
juga ia telah menerima berbagai penghargaan sepanjang kariernya,
termasuk penghargaan Achmad Bakrie XX di bidang Seni dan Budaya pada
tahun 2024.
Seperti dikutip dari website kredonews.com
pada Minggu, 22 Desember 2024, disebutkan bahwa D. Zawawi Imron
menerima Anugerah Sastrawan Adiluhung pada perayaan Hari Puisi Indonesia
2024 karena kontribusinya yang luar biasa dalam dunia sastra, terutama
melalui puisi-puisinya yang kaya makna dan menggunakan diksi sederhana
namun mendalam.
Penghargaan
ini diberikan oleh Yayasan Hari Puisi Indonesia (HPI) dan diharapkan
dapat menginspirasi banyak orang dalam mencintai sastra.
Zawawi
dikenal sebagai penyair produktif yang telah menghasilkan banyak karya,
termasuk puisi-puisi yang menyentuh tema kehidupan sehari-hari dan
nilai-nilai kemanusiaan.
Dua
puisinya yang terkenal, “Nagasari” dan “Ibu”, menunjukkan kemampuannya
dalam menyampaikan pesan-pesan mendalam melalui bahasa yang mudah
dipahami. Selain itu,
Zawawi juga memiliki sejarah panjang dalam dunia sastra, dengan berbagai
penghargaan yang telah diraihnya sebelumnya, termasuk S.E.A. Write
Award dan penghargaan dari Yayasan Buku Utama.
Dengan
latar belakang sebagai seorang kiai dan pengasuh pesantren, Zawawi
Imron tidak hanya berkontribusi dalam sastra tetapi juga dalam
pengembangan budaya di Indonesia, menjadikannya sosok yang dihormati di
kalangan sastrawan dan masyarakat luas.
D.
Zawawi Imron dianggap sebagai budayawan Madura karena beberapa faktor
yang mencerminkan dedikasi dan kontribusinya terhadap budaya dan sastra
di daerah asalnya, Madura.
Zawawi Imron lahir dan besar di Batang-Batang, Sumenep, yang merupakan bagian dari Pulau Madura. Ia tetap tinggal di daerah tersebut, menjadikannya dekat dengan tradisi dan budaya lokal. Karya-karyanya sering kali terinspirasi oleh nilai-nilai dan warisan budaya Madura.
Sebagai
penyair, Zawawi telah menghasilkan banyak karya yang tidak hanya
mencerminkan kehidupan masyarakat Madura tetapi juga mengangkat
tema-tema universal. Kumpulan
puisi seperti Semerbak Mayang dan Madura Akulah Lautmu menunjukkan
kedalaman pemikirannya tentang identitas dan budaya Madura. Zawawi aktif dalam pendidikan dan sering diundang untuk berbicara di berbagai seminar tentang budaya Madura. |
( Teks Foto : Penyair, Sastrawan, dan Budayawan D.Zawawi Imron terima
Anugerah Sastra Adiluhung langsung dari Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon
pada puncak perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) ke-12 berlangsung di
Teater Kecil Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) di Taman Ismail Marzuki (TIM)
Jakarta, Jumat malam, 20 Desember 2024.(Foto :Dok/Kir/Lasman
Simanjuntak) |
Ia juga terlibat dalam pengajaran di pesantren, sehingga berperan dalam mentransfer nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Dan Dia telah menerima berbagai penghargaan, termasuk The S.E.A Write Award,
yang menunjukkan pengakuan atas kontribusinya dalam sastra dan budaya.
Penghargaan ini menegaskan posisinya sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia, khususnya dari Madura.
Zawawi
sering menyampaikan pentingnya melestarikan kesenian dan tradisi lokal.
Ia mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap warisan budaya
mereka dan aktif dalam menjaga serta mengembangkan kesenian yang ada.
Melalui
kombinasi dari faktor-faktor ini, D. Zawawi Imron tidak hanya dikenal
sebagai sastrawan tetapi juga sebagai budayawan yang berkomitmen untuk
memajukan dan melestarikan budaya Madura.
Penyair Pulo Lasman Simanjuntak Ikut Baca Puisi
Sementara
itu Penyair Pulo Lasman Simanjuntak (63) - juga dikenal sebagai
wartawan dan rohaniawan- ikut baca puisi karya Abdul Hadi WM pada acara
parade baca puisi 40 penyair.
Untuk
puncak acara perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) ke-12 tahun 2024
bertempat di Teater Kecil, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) di Taman Ismail
Marzuki (TIM) Jakarta, Jumat pagi (20/12/2024).
Keikutsertaan
Penyair Pulo Lasman Simanjuntak bermula beberapa waktu lalu dihubungi
oleh Penyair Sofyan RH Zaid untuk segera mendaftar sebagai bagian dari
40 penyair yang ikut baca puisi karya almarhum Penyair, Sastrawan, dan
Budayawan Abdul Hadi WM.
Nyaris
gagal-lantaran pendaftaran sudah melebihi kuota-akhirnya hanya dalam
posisi 'cadangan' saja, dengan harapan ada peserta yang mengundurkan
diri.
Bersyukur
senantiasa kepada Tuhan, melalui pesan 'mesangger' di media sosial (fb),
Penyair Ikhsan Risfandi mrnghubungi Penyair Pulo Lasman Simanjuntak
bahwa masih ada satu kuota lagi untuk menjadi peserta baca puisi.
"Tanpa
berlama-lama lagi, saya langsung mendaftar.Akhirnya dapat sebagai
peserta nomor 6 untuk membacakan sajak berjudul DINI HARI MUSIM SEMI
karya Abdul Hadi WM yang sudah saya kenal sejak tahun 80-an karena
pernah menjadi redaktur sastra Harian Umum BERITA BUANA," pungkas
penyair dari Pamulang, Kota Tangerang Selatan ini, pada Senin pagi
(23/12/2024).
( Lasman Simanjuntak )