( Warna Kata Indonesia )
7DetikDotCom - JAKARTA - Sebuah program inovatif bernama "Warna Kata Indonesia"
(WKI) untuk KOLCAI (Komunitas Cat Air Indonesia) CHAPTER JABODETABEKA
2024 diluncurkan untuk meningkatkan apresiasi terhadap seni dan budaya
Indonesia. Tepat pada tanggal 27 November kemarin, penggagas program WKI adalah Erna W. Wiyono sebagai
keberlanjutan dari program sebelumnya yang berjudul Kata Berwarna oleh
Wawan Weizz.
menyatukan
seni visual, khususnya lukisan cat air, dengan literasi yaitu puisi.
Peluncuran secara daring (soft launching) pada Selasa kemarin, 26
November 2024, pukul 19.00-20.30 WIB melalui Google Meet.
Program
WKI bukan sekadar memadukan dua bentuk seni, tetapi menciptakan sinergi
yang memperkaya makna. Lukisan cat air, dengan warna-warna dan
komposisinya yang unik, memberikan representasi visual yang kaya.
Puisi
yang menyertainya, kemudian, memberikan interpretasi emosional dan
mendalam, menggali makna tersembunyi di balik setiap goresan kuas.
Hasilnya adalah pengalaman multisensori yang menghubungkan audiens
dengan keindahan dan kedalaman karya seni tersebut.
Nama "Warna Kata Indonesia" sendiri sarat makna.
"Warna"
merepresentasikan aspek visual, keindahan, dan keanekaragaman
Indonesia, sekaligus melambangkan emosi dan interpretasi artistik.
"Kata," mewakili aspek sastra, cerita, dan ekspresi, berfungsi sebagai
jembatan untuk memahami makna terdalam dari lukisan dan menghubungkan
penonton dengan emosi yang terkandung di dalamnya. "Indonesia,"
menunjukkan fokus geografis program ini.
Dengan
demikian, Program WKI bertujuan untuk menceritakan kisah Indonesia
tidak hanya secara visual, tetapi juga melalui interpretasi sastra yang
mendalam.
Program ini
percaya bahwa keindahan Indonesia dapat dinikmati dan dihayati melalui
berbagai cara, menunjukkan kekayaan budaya Indonesia melalui perpaduan
seni visual dan sastra. WKI, yang diprakarsai oleh Kolcai Chapter
Jabodetabeka, menjanjikan sebuah pengalaman estetika yang unik dan
bermakna bagi penikmat seni dan sastra Indonesia.
Kolaborasi
perdana ini menampilkan perupa lukis cat air *Candra Martoyo* dan
penyair *Fileski W. Tanjung* yang pastinya akan menciptakan pengalaman
multisensori yang mendalam, unik dan sarat makna. Sebuah dimensi baru
dalam apresiasi seni.
Sepuluh
lukisan dari karya-karya apik milik Candra Martoyo diantaranya ;
STASIUN KOTA TUA JAKARTA BARAT, GEREJA KATOLIK PAROKI ST. MIKAEL -
Bintara, Kranji, Bekasi Barat, Sebuah pertigaan di daerah Pademangan -
Jakarta Utara, Gedung Balaikota Tangerang, Di sudut pasar Bayam, Pasar
tradisional yang populer di Tangerang. Gerbang Jalan Suryakencana Bogor,
Kawasan Pecinan Bogor, Suasana Panen padi di Desa Sraten, Salatiga,
Gedung Spiegel Kota Lama Semarang, Area Galeri Nasional Indonesia,
Jakarta Pusat, Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Sepuluh
Ekspresi Artistik “Candra Martoyo” direpresentasikan menjadi Sepuluh
puisi oleh seorang penulis, penyair, musisi, praktisi pendidikan seni
budaya, dari Kota Madiun, Jawa Timur yaitu Walidha Tanjung Files, atau
yang akrab disapa Fileski. tak hanya itu beliau adalah founder dari
Negeri Kertas Indonesia, sebuah platform seni budaya yang memuat
berbagai tulisan terkait seni, budaya, dan literasi.
"Setiap
lukisan dari Candra Martoyo adalah kisah tersendiri yang kaya dengan
lapisan-lapisan makna. Sebagai seorang penyair, tantangan saya adalah
merespon lapisan tersebut dengan kata-kata yang tidak hanya
menggambarkan visual, tetapi juga menggali emosi yang dirasakan melalui
karya seni itu.
Lukisan
seperti Gerbang Jalan Suryakencana Bogor dengan warisan Tionghoanya yang
kental, atau Gedung Spiegel Kota Lama Semarang yang menampilkan sisi
historis Semarang, memberikan saya ruang untuk mengeksplorasi tema
sejarah, budaya, dan hubungan manusia dengan tempat. Dalam setiap
goresan kuas Candra, saya menemukan ruang untuk mendalami puisi yang
menyampaikan penghormatan terhadap warisan budaya Indonesia." (Fileski)
Pengalaman
berkolaborasi dalam Program Warna Kata Indonesia bersama Fileski W.
Tanjung menghadirkan sebuah pengalaman unik dan mengesankan.
Melihat karya lukisan cat air saya dipadukan dengan puisi-puisinya menciptakan sebuah dimensi baru dalam apresiasi seni.
Bukan sekadar melihat lukisan, namun saya diajak untuk memasuki ruang dan waktu yang tersirat dalam setiap goresan kuas.
Bait-bait puisi Filleski seakan memberikan "jiwa" pada karya-karya saya, memperkaya makna dan emosi yang ingin saya sampaikan. membuka perspektif baru bagi penikmat karya.
( Erna )