Kembali Muncul, Di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Tunjukkan Kesetiaan Di Dunia Puisi

( Lasman Simanjuntak, Penulis, Penyair dan Sastrawan Indonesia )

7Detik.com - JAKARTA -
Setelah sekian bulan 'menghilang' (terakhir April 2024-red) dan tubuh mulai sehat,-meskipun telapak kaki kiri masih sakit dan nyeri- saya memberanikan diri siang hari itu hadir, memenuhi undangan komunitas sastra TISI (Taman Inspirasi Sastra Indonesia), pada acara peluncuran buku antologi puisi bersama yang berjudul, "AKU PRESIDEN."

Acara ini sendiri berlangsung di aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB.Jassin, Gedung Ali Sadikin Lantai 4 Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta baru-baru ini (19/10/2024).

Kebetulan dalam buku antologi puisi bersama komunitas TISI yang diikuti oleh para penyair seluruh Indonesia tersebut, terdapat dua judul karya puisi saya yang dimuat, yakni, "Menulis Syair Untuk Presiden Episode Pertama'' dan "Menulis Syair Untuk Presiden Episode Dua."

Sewaktu hendak menuju lift di gedung Ali Sadikin, di kantin TIM saya sempat bertemu rekan Remmy Novaris DM, Nanang Ribut Supriyatin dan Dyah Kencono Puspito Dewi. Dan, saat menaiki lift ke lantai 4 tempat aula PDS HB Jassin berada, saya bertemu dengan rekan Wig SM, kami pun sama-sama menuju ke tempat acara digelar.

Pas, di pintu masuk aula, saya bertemu dengan Ketua TISI Moktavianus Masheka. "Bisa baca puisi ya," pesannya. Langsung saya menganggukkan kepala tanda setuju!

Di dalam ruangan-baru direnovasi- tampak sedang berlangsung bedah buku antologi puisi "AKU PRESIDEN" -yang merupakan kitab puisi 100 penyair- dengan pembahas Arief Joko Wicaksono dan moderator Rissa Churria.

Semua bangku dalam ruang PDS HB.Jassin terisi penuh, sebagian juga ikut hadir para mahasiswa dan mahasiswi dari sebuah universitas negeri. Di sini saya pun sempat bertemu dan menyapa rekan, Asmariah Supriyadi dan Ritawati Jassin.

Saya lalu mempersiapkan satu puisi berjudul "Menulis Syair Untuk Presiden Episode Dua," yang tersimpan di file handphone, sebagai antisipasi bila saya dipanggil kedepan untuk membacakan puisi. Puisi ini sendiri rencananya akan dijadikan tembang puitik oleh komponis dan musisi Ananda Sukarlan.

Namun, sampai berakhir sesi tanya jawab dan acara ditutup, lalu berganti acara dari komunitas lain dengan tema diskusi berbeda, nama saya tak dipanggil untuk membacakan puisi.

Ya, bagi saya tak jadi masalah .Terpenting saya sudah hadir dalam peluncuran buku antologi puisi "AKU PRESIDEN."

Karena telah berganti tema diskusi sastra dari komunitas lain, saya segera turun dari lantai 4. Lalu sempat bertemu dan berbincang sebentar dengan rekan Arief Joko Wicaksono.

Pada akhirnya saya temu kangen dengan rekan Remmy Novaris DM, Nanang R Supriyatin, Yon Bayu Wahyono, Giyanto Subagio, Wig SM, dan Aswin Sofwan di kantin TIM.

Selain berdiskusi soal perkembangan sastra di Indonesia, terkhusus dengan rekan Remmy Novaris DM (sudah saya kenal sejak era 80-an, pernah sama-sama jadi reporter Majalah Spionita di Jakarta) kami berdiskusi panjang lebar mengenai spritual dan kerohanian, terutama menyinggung makin maraknya para 'debater' di.media sosial khususnya pada aplikasi TikTok.
 
( Wahyu Toveng )