![]() |
( Netralitas, yang pada akhirnya di intervensi, bahkan bisa jadi akan di intimidasi.) |
7detik.com - Kuningan - Dalam waktu dekat, ajang kontestasi pemilihan calon bupati dan wakil bupati, di Kabupaten Kuningan, akan segera di laksanakan. Dan untuk para kandidat yang akan maju, di ajang kontestasi pada saat ini, ada 3 calon pasangan, yaitu Dr. Dian Rachmat Yanuar - Tuti Andriani, (nomor urut 1), M. Ridho Suganda - H. Kamdan (nomor urut 2), lalu Yanuar Prihatin - Udin Kusnaedi (nomor urut 3). Dan ke tiga kandidat pasangan cabup-cawabup tersebut, mempunyai strategi dan visi-misi tersendiri, untuk meraup suara sebanyak-banyaknya dengan sistem juga pola masing-masing calon untuk mengambil simpati warga masyarakat Kuningan, untuk memilih mereka.
Terdapat beberapa alasan yang mendasari kenapa ASN harus netral dalam pemilu. Salah satunya adalah mencegah konflik kepentingan. Netralitas ASN penting untuk memastikan tidak ada penggunaan fasilitas negara dalam upaya mendukung peserta pemilu tertentu. Alasan itu juga mendasariperaturan yang mewajibkan netralitas aparat negara lainnya di pemilu, seperti anggota TNI/POLRI, pegawai Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Dan hal itu, tercantum dalam undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN menyebutkan,bahwa ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu, ASN juga di amanatkan untuk tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun.
"Ya' seyogyanya harus kita sikapi juga wajib kita waspadai, sebab, tidak menutup kemungkinan, akan ada suatu persengkongkolan, antara si calon kepala daerah, dengan oknum ASN, yang notabenenya, yang ingin jabatannya bisa tetap aman, serta ada juga yang ingin bisa gampang naik jabatan. Bahkan itu semua sangat mungkin, apalagi jika si oknum ASN tersebut, mempunyai suatu kedudukan tinggi sekelas Kepala Dinas ataupun yang mempunyai wewenang yang bisa memudahkan mengeluarkan suatu fasilitas yang sangat di butuhkan oleh warga masyarakat pada umumnya, untuk si calon bisa menarik simpati warga masyarakat, untuk meraup pundi-pundi suara untuk kemenangan si calon tersebut," Kata Ryandi Ahmad, yang saat ini, aktif dalam komunitas sosial dan pelaku seni, di dampingi oleh 3 rekannya, saat di temui di rumahnya yang berada di jalan raya ancaran Kuningan. Selasa (01/10/24)
Selain itu juga, ada pula pihak-pihak dari salah satu kandidat, yang sudah mempunyai kedekatan secara emosional pada beberapa oknum ASN yang memang sangat berpotensi bisa untuk di ajak berkongsi, agar mau ikut turut bergabung dengan si calon kandidat. Ya' selain bisa membantu untuk ikut menggiring para bawahannya yang juga ASN aktif, otomatis bisa turut membantu permodalan, atau berpartisipasi mendanai kegiatan kampanye yang mereka lakukan, dan yang lebih tragisnya lagi, jika dana tersebut, di duga dari puluhan mega proyek pemerintahan yang bernilai ratusan juta, sampai milyaran rupiah, asalkan kesemuannya itu harus ada perjanjian satu sama lain. Nah, kalau begitu, para ASN juga bingung, padahal sebenarnya merak bingung memilih, kalau netral dianggap pembangkang, kalau berseberangan malah jadi bomerang, kalau berpihak, malah jadi terjebak. Ungkap pria yang akrab di sapa Ryan ini, menambahkan.
Tapi, banyak juga para ASN, yang sering di intervensi, di intimidasi, bahkan di takuti-takuti, dari para calon kandidat bilamana, mereka para ASN, yang tidak mau ikut memihak dengan si calon, bahkan tidak satu pemahaman, yang pada akhirnya, si ASN pun, di kucilkan bahkan dianggap musuh yang bakal di singkirkan suatu hari, saat si calon terpilih dan jadi orang nomor 1 di pemerintahan. Papar Ryan, yang di benarkan oleh 3 rekannya.
"Dan hal inilah, yang membuat dilema juga tertekannya pikiran para ASN, apalagi ASN yang mempunyai jabatan tertinggi di salah satu dinas atau badan, yang mempunyai banyak kewenangan, serta fasilitas yang memang sangat lagi dibutuhkan oleh warga masyarakat yang sedang diraih simpatinya untuk di ambil suaranya untuk meraih kemenangan si calon. Ancaman, demi ancaman sudah bukan hal yang aneh lagi, untuk para ASN yang dianggap tidak berpihak pada si calon tertentu, bahkan yang lebih ironisnya lagi, jika si calon bakal terpilih, siap-siap saja, itu para ASN yang kemarin dianggap berseberangan dengan dirinya, akan di krangkeng dalam suatu jabatan yang sedikitpun tidak ada wewenang dalam urusan apapun, alias di tempatkan di ladang yang tandus, ini fakta loh, dan ini nyata, sebab saat ini, memang terjadi dan sedang terjadi di Kontestasi Pilbup Kuningan." Tandasnya sambil tersenyum penuh arti.
( Raya )