7detik.com - Tangerang Selatan - Pada Jumat 4 Oktober 2024 bertempat di City Gallery, Sarua, Ciputat, Tangerang Selatan, berlangsung pembukaan Pameran Seni Rupa bertajuk, My City My Responsibility yang diikuti oleh 14 Perupa, pameran tersebut dijadwalkan berlangsung dari 4 Oktober hingga 18 Oktober, dengan jam kunjung pameran mulai pukul 10.00 sampai 17.00 WIB.
Tangerang Selatan (Tangsel), sebagai Kota Mandiri yang berpenduduk 1.429.529 jiwa pada pertengahan 2024 ini, terus bertumbuh posturnya, memperbaiki dan meningkatkan akses layanan publik, sentra-sentra perekonomian, transportasi, kesehatan, pendidikan, hingga ruang-ruang untuk berekspresi.
Dan warga masyarakatnya yang majemuk, serupa dengan warga masyarakat umum di kota lain, tentunya memiliki berbagai sikap, kesan, dan pandangan, hingga harapan tersendiri terhadap kotanya itu, sebagai tempat di mana ia dilahirkan, bertumbuh, diami, dan beraktifitas.
Tema event itu sendiri, seperti dituturkan kepada 7detik.com, oleh Hilmi Fabeta selaku Pengurus City Gallery, Tangsel Creative, dan Direktur Indonesia Creative City Network, diangkat berdasarkan kepada kesadaran para peseni, bahwa persoalan kota adalah juga merupakan hal yang menjadi perhatian mereka, sehingga kemudian event tersebut diinisiasi bersama antara para peseni dan pemerintah Kota Tangsel melalui Dinas Pariwisata.
Para perupa yang ikut serta dalam event tersebut antara lain, Arif Conte, Arifin WTT, Ibnu Alwan, Ireng Halimun, Iyusman Hutomo, Luthfi Ayu, Mulyana Silihtonggeng, Novandi, Nurdin Yusuf, RB Ali, Rifky Ardian, Suprobo, Sp Hidayat, dan Tomo. Mereka masing-masing memamerkan 3 karya dan keseluruhan karya perupa dikuratori oleh Mayek Prayitno.
"Dari event ini para peseni berharap berbagai tawaran ide gagasan, ide visual, yang mereka hadirkan melalui karya di pameran ini menjadi suatu alternatif cara pandang terhadap berbagai kompleksitas permasalahan yang ada di kota tempat mereka hidup dan beraktifitas. Para peseni merasa bahwa mereka ikut bertanggung jawab untuk mengambil peran dalam membangun peradaban kota, tentunya sesuai dengan kapasitas pribadi dan estetika seni mereka." Ungkap Hilmi.
Tak terkecuali para peseni sebagai kelompok atau individu yang menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri. Dengan kepekaan estetika seninya, para peseni mencoba menuangkan apa yang ada dipikirannya dan dirasakan oleh batinnya, terhadap kota dan seluruh aktifitas di dalamnya.
Pada karya-karya yang dipamerkan tersirat bagaimana para perupa ingin menyampaikan berbagai pesan terkait tema, dengan gaya dan aliran mereka masing-masing. Mengenai hal ini, Nurdin Yusuf, selaku Ketua Panitia menjelaskan kepada 7detik.com,
"Keseluruhan karya yang dipajang tentu saja memiliki relevansi dengan tema yang dihadirkan, dengan kesadaran estetika dan daya imajinasi masing-masing perupa. Ada pesan religiusitas, kesederhanaan hidup, kebudayaan tradisional, keterikatan teknologi dengan manusia, sejarah, kritikan tersamar terhadap penguasa atau polah manusia, dunia anak-anak kini yang terasing dari keindahan alam, dan lain-lain." Ujar Nurdin.
Sedangkan melalui Pameran Seni Rupa My City My Responsibility ini, Hilmi pun menaruh harapan terhadap masyarakat Tangsel,
"Seni itu tidak memunyai fungsi mutlak untuk mengubah seseorang tetapi dengan cara-cara seni dapat mengajak masyarakat untuk melihat kembali, merefleksikan, atau menggeser sudut pandangnya. Sehingga terdapat alternatif area pandang lain untuk dapat melihat kota ini melalui karya seni.
Harapannya adalah membangun kebiasaan baru di masyarakat Tangerang Selatan, untuk menyimak peristiwa-peristiwa kesenian yang dapat menghadirkan imajinasi, daya kritis dan tawaran ide gagasan yang lain terhadap suatu persoalan, atau lebih jauh lagi menjadi alternatif hiburan selain mengunjungi kafe atau pusat perbelanjaan." Tegas Hilmi
Pada acara pembukaan itu terdapat kolaborasi yang menarik, yaitu saat para perupa melakukan sesi exhibition painting atau demonstrasi melukis langsung secara bersama yang berkolaborasi dengan kelompok paduan suara dari Paduan Svara Nusantara, yang dipimpin oleh seorang Dirigen bernama Ahmad.
"Kelompok ini beranggotakan sekitar 40 orang, terdiri dari pria dan wanita usia muda, mereka membawakan lagu klasik berbahasa latin berjudul Avemaria dan Eres Tu, yang diaransemen menjadi 4 suara oleh komposer Vatara Silalahi, dan lagu daerah Sumatera Utara berjudul Tardigadingdangdo, yang diaransemen menjadi 4 suara oleh komposer Budi Susanto Yohanes." Tutur Ahmad kepada 7detik.com seusai acara.
Keterlibatan mereka dalam pembukaan Pameran Seni Rupa My City My Responsibility adalah perwujudan sinergi antara sesama peseni dan komunitas kesenian berbeda bidang yang terus berusaha dibangun oleh Tangsel Creative dan City Gallery.
Keberadaan Gedung City Gallery sendiri adalah sebagai pusat ruang kultural di wilayah Tangerang Selatan yang dapat digunakan oleh berbagai komunitas seni, komunitas kreatif, dan komunitas budaya untuk berkegiatan, hal ini sebagai suatu upaya pemerintah kota Tangsel dan para pemangku kebijakan lain untuk membuat berbagai program bersama bagi pegiat seni budaya dan masyarakat Tangsel pada umumnya.
"Kami memang berlatih setiap Jumat Malam di City Gallery ini, kebetulan kami sedang berlatih menyanyikan lagu-lagu klasik, lalu Bapak Hilmi Fabeta meminta kami untuk ikut terlibat dalam pembukaan Pameran Seni Rupa My City My Responsibility. Untuk keanggotaan Paduan Svara Nusantara sendiri kami membuka pendaftaran setiap tahun, dan kami pun telah sering mengisi acara di instansi-intansi pemerintah dan swasta. Untuk 2025 nanti kami berencana menggelar konser yang rutin kami gelar setiap tahun." Tandas Ahmad.
Senada dengan Ahmad, Hilmi Fabeta pun menambahkan tentang keterlibatan Paduan Svara Nusantara dalam pembukaan Pameran Seni Rupa My City My Responsibility,
"Tangsel ini tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dijadikan obyek wisata, namun kota ini sangat kaya akan sumber daya manusia yang kreatif dan memunyai semangat berkesenian, karena itulah kolaborasi antara para pegiat seni budaya harus dibangun dan pemerintah Tangsel dalam hal ini Dinas Pariwisata melalui Tangsel Creative tentunya sangat mendukung dan memfasilitasi." Tutup Hilmi.
Selain acara pembukaan pameran pada Jumat, 4 Oktober 2024 itu, masih terkait tema pameran, pada Jumat, 11 Oktober 2024, digelar Pentas Sastra dan Mufakat budaya yang menghadirkan para peseni dan budayawan se-Tangerang Selatan seperti, Dik Doank, Ireng Halimun, Chavchay Saifulloh, Abah Yoyok, Heryus Saputro Samhudi, Madin Tyasawan, H. Shobir Poer, Emperan Pamulang, dan masih banyak lagi lainnya.
( Wahyu Toveng )