 |
( foto Illustrasi pada suasana alam kesederhanaan dan kekayaan alam )
|
7detik.com - Renungan - Kalah dalam suatu perlombaan, kompetisi, persaingan pangkat/bisnis, di tumbalkan demi suatu jabatan, bahkan di jebak, untuk tidak lagi bisa meneriakan kebobrokan hukum, ketidak adilan, di jadikan sapi perahan, di jadikan alat untuk kepentingan kelompok suatu instansi, di jadikan seperti kerbau yang di cucuk hidungnya, di peralat, serta hal lain sebagainya. Dan memang tolol bahkan harga diri kita sendiri, seperti tidak ada harganya sama sekali, malah justru lebih berharga kotoran binatang, saat kita di sakiti, di khianati, di permalukan di hadapan khalayak umum, bahkan yang lebih parahnya lagi, tidak segan-segan mereka membunuh karakter kita tanpa ampun. Sakit hati, bahkan dendam pun mulai menjalar dalam hati dan pikiran, untuk kembali kita membalas dendam rasa sakit hati pada orang-orang yang sudah membuat kita menjadi malu, bahkan sudah terbunuh semua karakter kita di hadapan banyak orang, hingga kita merasa kecil, serta tidak lagi di di lihat ataupun di pandang sebelah mata oleh masyakarat, serta orang-orang yang kita kenal.Dendam untuk membalas rasa sakit hati, adalah manusiawi, mempelajari kehidupan keluarganya, orang tuanya, bahkan keseharian, untuk membalaskan rasa sakit hati, rasa di permalukan ketika orang di peralat untuk ikut turut menjegal diri kita tersangku soal hukum, memainkan pasal, bahkan menebar opini-opini menyesatkan, menggiring banyak hal dalam suatu ikatan untuk membunuh karakter kita. Dendam adalah dendam, akan tetapi, dendam tidak akan membuat hidup kita nyaman pikiran dan tidak akan membuat damai jiwa. Namun jika rasa dendam ingin membalas rasa sakit hati terus bergejolak, maka di balik itu semua, akan menimbulkan ber-aneka macam penyakit dalam jiwa, hati dan pikiran kita. Entah itu pikiran culas, kebodohan, hati selalu gelisah, pikiran tidak tenang, jiwa kita mudah terhasut, bahkan yang lebih parahnya lagi, tidak akan pernah ada rasa kedamaian dalam jiwa, hati dan pikiran kita secara pribadi, serta yang lebih sangat konyolnya lagi, kita tidak pernah mempunyai rasa syukur serta Tuhan pun, kita anggap tidak pernah ada, bahkan kita akan menuding, bahwa Tuhan tidak adil pada diri kita.
Dan tidak semudah seperti kita mendengarkan nasehat bijak dari banyak orang tua, serta orang-orang yang ada di sekeliling kita, untuk membuang dendam, lalu memaafkan orang yang sudah membuat kita menjadi sangat konyol, namun hal tersebut, memang sangat luar biasa, bila rasa dendam dan sakit hati dalam diri kita, bisa kita buang jauh-jauh. Untuk tidak kembali membalas rasa sakit hati, tidak membalas rasa dendam pada orang yang sudah membuat kita menjadi sengsara, hingga kita pernah sempat berpikir, kotoran hewan lebih berharga dari pada diri kita.
ORANG LEMAH AKAN BALAS DENDAM..
"Ini
menunjukkan bahwa seseorang yang kurang kuat atau matang emosional
cenderung membalas dendam karena merasa terluka. Mereka mungkin merasa
perlu membalas untuk memulihkan harga diri atau untuk menyelesaikan rasa
sakit mereka."
ORANG KUAT AKAN MEMAAFKAN.
.
"Memaafkan
adalah tanda kekuatan batin. Seseorang yang kuat tidak membiarkan
dendam atau sakit hati menguasai dirinya. Dengan memaafkan, mereka
menunjukkan kedamaian batin dan kendali atas emosinya, serta kemampuan
untuk melangkah maju tanpa dibebani oleh rasa sakit masa lalu."
ORANG CERDAS AKAN MENGABAIKAN.
.
"Orang
yang bijaksana memahami bahwa tidak semua masalah layak untuk dijadikan
perhatian. Mengabaikan masalah atau orang yang memicu konflik
menunjukkan kecerdasan dalam memilah mana yang benar-benar penting dan
mana yang tidak. Mereka memilih untuk tidak terjebak dalam hal-hal yang
tidak perlu."
-----------------------
Kesimpulannya,
kutipan ini mengajarkan bahwa respons kita terhadap konflik
mencerminkan tingkat kekuatan, kedewasaan, dan kecerdasan kita. Orang
yang bijaksana tahu kapan harus melepaskan atau mengabaikan hal-hal yang
tidak relevan, sementara orang yang kuat memiliki kapasitas untuk
memaafkan.
( Raya: Tentang Tahu Diri, Kenali Diri, Berpikir Sendiri, Dalam Pintu Besi Di Pengasingan 4 Kota, Kuningan - Cirebon, Subang dan Gunung Sindur Bogor, Juni 2020 - Juni 2024)