( Badan Intelijen Strategis adakan kegiatan, dengan para eks Narapidana Teroris )
7detik.com - Samarinda - Acara ini diadakan oleh BAIS (Badan Intelijen Strategis)
Markas Besar Tenatara Nasional Indonesia ( Mabes TNI ) dan dihadiri oleh puluhan peserta anggota kh1lafatul Muslimin
(Khilmus) Yayasan HWI 19 dan yayasan Debintal (dua yayasan ini adalah
yayasan yg didirikan oleh eks narapidana terorisme), bertempat di
sentul, bogor.
Ada
sedikit hal yangg ingin saya ceritakan pasca acara ini khususnya berkaitan
dengan kh1lafatul Muslimin yang mana jamaah ini kurang dikenal masyarakat
namun sempat viral di tahun 2022. Jamaah ini mirip Hizbut Tahrir Indonesia (HTI-red), namun ada yangg
berbeda serta menarik untuk diceritakan. Informasi ini langsung didapat
dari dialog dengan salah satu pimpinan jamaah ini yang hadir di acara.
Pada
dasarnya Khilmus sama-sama memperjuangkan sistem kekh1lafahan
sebagaimana HTI, bedanya Khilmus gerakan lokal sedangkan HTI gerakan
lintas negara. HTI dan Khilmus juga sama-sama menolak penegakan kh1lafah
dengan cara kekerasan sebagaimana 1515. Bedanya, HTI masih dalam proses
perjuangan tegaknya kh1lafah (belum ada kholifah), sedangkan Khilmus
sudah ada kholifah tapi belum sempurna (menurut mereka, kholifah
sementara ini hanya sebatas sebagai pemimpin agama, belum politik).
Mereka juga sama-sama anti demokrasi (mengharamkan).
Dari
perbedaan ini, lalu saya tanyakan kenapa definisi kh1lafah Islamiyah
menurut Khilmus tidak sesuai dgn pendapat ulama-ulama muktabar baik yg
salaf maupun yg kholaf bahwa syarat dikatakan adanya kh1lafah ia punya
kekuasaan politik/negara untuk menerapkan hukum2 Alloh, punya asykari
(Tentara/Polisi) sebagai alat untuk menerapkannya. Jawab mereka, itu
hanya pendapat ulama dan ulama bisa salah bisa benar, sedangkan dalil
pendapat kami berasal dari al qur'an dan As sunnah. Saya kembali tanya,
mengapa dalam memahami atau menafsirkan al quran dan as sunnah tidak
mempertimbangkan pendapat ulama muktabar khususnya yg salaf karena yg
salaf ini lebih dekat dengan masa kenabian. Mereka jawab, ulama salaf
ini berpendapat di saat kh1lafah ada di tengah-tengah mereka, sedangkan
kami berpendapat (berijtihad) di saat khilafah tidak ada, maka produk
ijtihadnya pun berbeda.
Serta soal
kh1lafah adalah bagian dari ajaran Islam namun beda dlm definisi,
setidaknya mereka berbeda dgn HTI, di saat HTI ditekan oleh negara
mereka selama beberapa tahun melakukan aktivitas tiarap (mode
Underground), sedangkan Khilmus saat dalam keadaan ditekan, mereka
menghadapinya dengan cara berdiri tegak dengan tetap mentaati konstitusi
yg ada (tidak melakukan konfrontasi terhadap konstitusi). Makanya
pengajian dengan atribut-atribut Khilmus masih mudah ditemukan, tidak
seperti HTI yang sempat hilang begitu saja.
Wallohulmusta'an
(Fazri Pahlawan )