( Dua Adat dan suku yang berbeda, namun tetap bersatu itulah Indonesia, foto www.7detik.com )
Info Kita - 7detik.com - Dalam era globalisasi yang semakin maju, suku-suku yang ada di Indonesia, termasuk Suku Sunda dan Suku Jawa, tidak bisa lepas dari dampak globalisasi yang mempengaruhi kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. Namun, meskipun terdapat beberapa kesamaan, ada perbedaan dalam cara Suku Sunda dan Suku Jawa menghadapi dan menyesuaikan diri dengan globalisasi.
Suku Sunda
yang merupakan salah satu suku besar di Indonesia, tinggal di wilayah
Jawa Barat dan sekitarnya. Mereka dikenal dengan budaya yang kaya dan
kekayaan sumber daya alamnya. Di sisi lain, Suku Jawa merupakan suku
terbesar di Indonesia yang tinggal di sebagian besar wilayah Jawa,
termasuk Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Suku Jawa juga dikenal dengan budaya yang kaya, seperti tari-tarian tradisional, seni ukir, dan seni lukis.
"Dalam
menghadapi globalisasi, Suku Sunda dan Suku Jawa memiliki perbedaan
dalam hal cara mereka mengekspresikan identitas budaya mereka. Suku
Sunda cenderung lebih mempertahankan budaya tradisional mereka dalam
menghadapi globalisasi. Misalnya, mereka masih mempertahankan adat
istiadat dan tradisi seperti upacara adat, seperti pernikahan dan
pemakaman."
Mereka juga
lebih mempertahankan kesenian tradisional seperti wayang golek, tari
jaipongan, dan gamelan. Mereka bahkan telah mempopulerkan kopi Sunda dan
makanan tradisional seperti nasi timbel dan sate maranggi. Selain itu,
industri kreatif berkembang di wilayah Sunda, dengan produksi kain batik
dan tenun ikat yang dikenal diseluruh Indonesia.
Di
sisi lain, Suku Jawa lebih terbuka dalam menghadapi globalisasi,
terutama dalam hal industri kreatif dan ekonomi kreatif. Budaya populer
seperti musik, film, dan seni lukis telah menjadi bagian dari ekonomi
kreatif di Jawa. Keterbukaan itu dituangkan dalam banyak hal antara lain
ialah seni musik aliran dangdut yang merupakan lagu kebanggaan suku
jawa.
Dangdut kini
semakin dikenal dan disukai oleh masyarakat berbagai kalangan hingga ke
manca negara. Salah satu seni musik suku jawa yang berhasil menembus
kancah internasional ialah lagu bejudul
"Lathi" karya Weird Genius. Seni
rupa juga menjadi industri penting di Jawa, antara lain seniman dan
kritikus seni yang terkenal seperti FX Harsono dan Christine Ay Tjoe.
Selain itu, industri fashion dan kuliner Jawa juga berkembang pesat,
yang ditunjukkan dengan produk-produk kebanggaan suku jawa seperti batik
dan makanan khas seperti nasi gudeg. Batik kini juga semakin unik
dengan sentuhan-sentuhan modern bermodel campur ala barat.
"Disisi
lain, industri kreatif Suku Sunda kian menggeliat dan berkembang pesat
dengan adanya fenomena anak muda yang memulai usaha mandiri diantaranya
dibidang fashion. Jawa Barat kini menjadi kiblat fashion kekinian ala
anak bangsa yang dibuktikan dengan meningkatnya UMKM fashion yang lahir
di Jawa Barat. Bukanlah hal mustahil diwaktu mendatang Suku Sunda dapat
melampaui Suku Jawa dalam bidang busana jika tidak terus berinovasi dan
beradaptasi dengan kemajuan zaman."
Meskipun
ada perbedaan dalam cara Suku Sunda dan Suku Jawa menghadapi
globalisasi, keduanya sama-sama memperkuat identitas budaya mereka.
Salah satu contohnya adalah dalam industri pariwisata. Suku Sunda dan
Suku Jawa keduanya mempromosikan budaya dan tempat wisata mereka melalui
media sosial, seperti Instagram dan TikTok. Mereka juga memanfaatkan
teknologi modern untuk meningkatkan pemasaran pariwisata mereka, seperti
penerapan aplikasi wisata.
Namun,
dalam beberapa hal, Suku Jawa cenderung lebih maju dalam hal teknologi
yang dapat terlihat dari adopsi teknologi di sektor ekonomi dan bisnis.
Suku Jawa lebih cenderung lebih terbuka dalam mengembangkan bisnis
online, seperti toko online dan e-commerce. Hal ini terlihat dari adanya
perusahaan-perusahaan besar yang berasal dari Jawa, seperti Tokopedia
dan Bukalapak yang dilahirkan oleh anak bangsa bersuku jawa.
"Namun,
ada kekhawatiran bahwa adopsi teknologi yang masif dapat mengancam
budaya dan kearifan lokal yang tidak hanya dirasakan kedua suku
melainkan untuk Indonesia secara keseluruhan. Kehadiran media sosial dan
teknologi dapat mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat, terutama
generasi muda secara cepat dan nyaris tanpa penghalang. Hal ini dapat
mempengaruhi cara hidup dan pandangan mereka tentang tradisi dan
kearifan lokal. Dengan demikian, penting bagi Suku Jawa dan Suku Sunda
untuk menjaga keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian budaya."
Oleh
karena itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa globalisasi
memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat. Pemerintah juga harus
memperhatikan dan mendukung pengembangan industri kreatif dan ekonomi
kreatif di wilayah Sunda dan Jawa. Selain itu, pemerintah juga harus
mempromosikan pelestarian budaya lokal dan memastikan bahwa teknologi
dan media sosial tidak merusak nilai-nilai budaya dan tradisi.
"Dalam
menghadapi globalisasi, Suku Sunda dan Suku Jawa harus mempertahankan
identitas budaya mereka sambil mengadopsi teknologi dan tren global yang
positif. Terutama dalam perjalanan Indonesia yang digadang-gadang akan
menjadi kekuatan ekonomi global."
Lebih
lanjut, "Kedua suku harus mempertimbangkan manfaat dan risiko dalam
mengadopsi globalisasi yang kian masif. Pemerintah juga harus
memperhatikan perbedaan tentang bagaimana delik kedua suku dalam
menghadapi globalisasi dan memastikan bahwa keuntungan dan risiko
terbagi secara adil. Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan
globalisasi untuk meningkatkan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat Indonesia secara keseluruhan tidak terbatas dengan suku,
adat, agama ."
( Johan, di lansir dari berbagai sumber )