( Pulau Jawa, Suku Sunda - Suku Sunda 1 Pulau, Beda Bahasa. Foto dokumentasi www.7detik.com )
Infokita - 7detik.com - Bahasa Jawa umumnya digunakan di sebagian besar provinsi yang ada di Pulau Jawa, seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Hal ini dikarenakan ketiga provinsi tersebut didominasi oleh warga keturunan Suku Jawa. Berbeda dengan Jawa Barat dan Banten yang penduduknya didominasi oleh Suku Sunda.
Hal
ini membuat kawasan Jawa Barat dan Banten berbeda dengan daerah lainnya
di Pulau Jawa. Meskipun tinggal di satu pulau, warga Suku Sunda yang
menghuni Provinsi Jawa Barat dan Banten tidak menggunakan Bahasa Jawa
sebagai bahasa sehari-hari mereka, melainkan menggunakan Bahasa Sunda.
Mengapa demikian?
melalui
video di kanal Youtube DnA Motorbike menjelaskan alasan warga Suku
Sunda tidak berbahasa Jawa lantaran mereka bukan orang Jawa seperti
penghuni Pulau Jawa pada umumnya. Mereka menggunakan Bahasa Sunda yang
sudah diperkenalkan sejak zaman kerajaan Pasundan atau Pakuan Pajajaran,
di mana para tokoh atau raja-raja kerajaan saat itu telah menggunakan
Bahasa Sunda dalam percakapan sehari-hari.
Asal Bahasa Jawa dan Sunda:
Bahasa
Sunda dan Bahasa Jawa sebenarnya berasal dari akar bahasa yang sama,
yaitu Melayu Polinesia. Namun secara pelafalan, dialek dan fonologi,
kedua bahasa ini memiliki perbedaan yang sangat kentara. Bahasa Sunda
pada awalnya tidak mengenal struktur tingkatan bahasa berdasarkan
jabatan dan usia seperti pada Bahasa Jawa yang menggunakan tingkatan,
yaitu ngoko dan krama.
"Namun
pada masa Kerajaan Mataram Islam di mana terjadi ekspansi wilayah
hingga ke Jawa Barat, Suku Sunda mendapat pengaruh besar dari Suku Jawa,
salah satunya penggunaan Bahasa Jawa di sebagian wilayah Jawa Barat
yang berdekatan dengan Jawa Tengah, seperti Cirebon, Cilegon, Indramayu
dan sekitarnya."
Perselisihan Suku Jawa dan Sunda:
Berdasarkan
faktor relasional, Suku Sunda dan Suku Jawa tidak memiliki keterikatan
dan hubungan secara emosional yang begitu dalam. Sejak awal
peradabannya, Suku Sunda dan Suku Jawa hidup secara masing-masing.
Perselisihan Suku Sunda dan Suku Jawa terjadi karena faktor politik
antar dua kerajaan, yaitu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Negeri Sunda
yang berakhir dalam perang Bubat pada abad ke-14. Dari perang tersebut,
munculah mitos bahwa ada larangan pernikahan antara Suku Sunda dan Suku
Jawa.
"Meskipun demikian,
Suku Sunda dan Suku Jawa sebenarnya berasal dari nenek moyang yang sama.
nenek moyang kedua suku ini berasal dari dataran Yunan di Tiongkok. Ras
induk dari Suku Sunda dan Jawa adalah Ras Austronesia yang umum
tersebar di negara-negara Asia Tenggara, salah satunya Indonesia bagian
barat. Induk Ras Austronesia saat ini dipercaya menduduki daerah
pedalaman pulau Farmosa yang sekarang disebut Taiwan atau China Taipeh."
Suku
Sunda sendiri merupakan suku terbesar kedua setelah Suku Jawa dengan
presentase sekitar 15 persen dari total penduduk Indonesia sebesar 270
juta jiwa (2020). Selain di Jawa Barat, suku Sunda juga umum ditemui di
kawasan-kawasan lain, seperti di Jakarta dan beberapa kota/kabupaten di
Jawa Tengah serta masih banyak lagi.
( Johan. dilansir dari berbagai sumber )