Puisi - Puisi Nunung Nooer El Niel: "Amsal"

( foto illustrasi puisi dalam buku )

7detik.com - Sastra Puisi 

1/
 
SISIPAN

kini aku tak dapat mengerangkan kasih
atau pun menina bobokan lagi
saatnya menuntun sendiri
sisa waktu ke tujuan
hingga jalan pulang
tak tersesat
 
hari begitu singkat, begitu padat
kau tak bisa menggeliat
atau mengelak

: hidup hanya di seputar kemaluan

sebab fitnah tak tiba-tiba muncul
jika kita sendirilah yang telah
membangun fondasi
dengan alibi
spekulasi

DPS 15 9 23

II/

APA ADANYA

terkadang aku harus mengekang diriku
dan mengabaikan apa 
yang harus kumiliki

tapi jika kau menginginkan 
sebuah jawaban
hanya untuk 
merengkuh 
diriku

mungkin kau perlu memahami 
struktur diriku, bukan hanya
dari pinggul dan 
buah dadaku

atau parasku yang membuatmu
menjadi seorang pecundang 
berlari melewati 
pintu-pintu 
malam 

melolongkan kebenaran 
sebagai kekelaman

: lihatlah aku apa adanya

JKT  25 10 23


III/

AMSAL

pada setiap helai rambut ada kisah
yang terentang dan tidak terentang
kadang waktu lebih cepat memutih dari
bilangan usia yang tak dapat dirumuskan

tak ada logika yang dapat menguraikan
sebuah jalan pilihan yang kita gariskan
selalu ada yang terkikis dan terabaikan
ada pula yang terlukis penuh keindahan

ada yang pergi membawa kebahagiaan
ada yang kembali dengan penderitaan
membuat kita terkadang termangu
dalam keyakinan tapi juga kesangsian

kita pun hidup dalam sebuah pengandaian
untuk tidak tergadaikan dalam kelalaian
jika jalan yang kita tempuh terentang
seperti apa yang telah kita gariskan

kita pun berada dalam sebuah 
: perumpamaan

- Nunung -


IV/

CERMIN

tak perlu kuurai-urai rambut malam
jika hanya melalui layar kaca 
yang memburam

bukankah kau sudah melihat 
lekuk gaunku, meskipun 
hanya dalam bayangan 
imajinasimu

kau sudah membaca semuanya 
dari sekadar yang nyata
dan memahami seluruh 
maknanya yang 
tersembunyi

: jika itu adalah diriku yang sesungguhnya

Jkt 31 05 23


V/

STASIUN 

ada sebuah perjalanan menuju malam
membawamu dari sisa debar 
di jantung kota

akankah kau tiba di dalam 
setiap impianku

kita lalu berkisah tentang sebuah tempat 
di mana kita berteduh dari hujan 
dan teriknya matahari

menguyupkan dan membakar
perasaan-perasaan kita 
dari jarak dan 
waktu

meskipun maut berada di ujung penantian
malam itu masih menderu jauh
melumat semua rindu

: hingga lebur dalam satu tubuh

Dps 20 08 23
Penulis: 
Nunung Noor El Niel yang terlahir dengan nama Noor El Niel adalah perempuan penyair Indonesia yang saat ini tinggal di Denpasar, Bali. Karya puisinya sudah diterbitkan dalam enam buku kumpulan puisi tunggal, yaitu Solitude (2012), Perempuan Gerhana (2013), Kisas (2014), Perempaun dan Tujuh Musim (2016), Betinanya Perempuan (2019), serta Sumur Umur (2021), Cermin Bayang-Bayang (2024). Juga lebih dari 100 antologi bersama. Puisi Nunung juga pernah dimuat di berbagai media, antara lain,Media Indonesia, Indopost, Jawa Post, Pikiran Rakyat, Analisa Medan, Bali Post, Denpasar Post, serta Solo Post. Saat ini nunung sebagai pengurus Jagat Sastra Milenia (JSM). 
Media sosial FB. Nunung Noer El Niel.
 
( Raya Redaktur 7detik.com )