![]() |
( Riri Satria, Penulis, Penyair dan sastrawan Indonesia. foto dokumentasi www.7detik.com ) |
Obrolan Kita - 7detik.com - Saat ini, sebagian besar kita memiliki smartphone. Nah, silakan perhatikan dengan seksama smartphonenya. Itu adalah sebuah produk teknologi yang dulunya merupakan produk yang terpisah-pisah. Ada telepon untuk fasilitas telekomunikasi. Ada kamera untuk memotret. Lalu ada komputer untuk mengerjakan banyak hal.
Di saat di tanya lalu membuka perbincangannya, Riri Satria, Penulis, Penyair dan sastrawan Indonesia, pria yang akrab di sapa Bang Riri ini, dirinya mengungkapkan.
"Nah,
teknologi yang dulu terpisah-pisah itu sekarang menyatu pada satu
produk. Teknologi menjadi lebih ringkas, satu produk dengan beberapa
kegunaan. Inilah yang disebut dengan konvergensi teknologi." Tegasnya, pada 7detik.com, Jumat ( 06/09/24)
Bagi
yang menyukai fotografi, mari kita perhatikan perkembangan teknologi
kamera saat ini. Kita pasti akrab dengan kamera Digital Single-Lens
Reflex atau DSLR. Tetapi beberapa tahun belakangan ini muncul kamera
dengan jenis baru, yaitu Mirrorless Interchangeable Lens Camera (MILC)
yang sehari-sehari disebut Mirrorless Camera. Kamera jenis terbaru ini
ukurannya lebih kecil, instrumen di dalamnya lebih ringkas, karena ada
beberapa komponen yang menjadi konvergen. Kata Riri, menambahkan.
Teknologi
utama yang menjadi motor konvergensi teknologi ini adalah teknologi
digital. Ini memang sebuah teknologi yang memberi dampak sangat cepat
dan luas, bahkan disruptif kepada dunia bisnis, bahkan kehidupan kita
sehari-hari.
Bagi
generasi X dan Y, konvergensi ini sangat terasa, sedangkan buat generasi
Z, mereka sudah mengalami produk kovergensi sejak lahir, walaupun
sebenarnya konvergensi itu masih terus berjalan, contohnya kamera
mirrorless tadi. Jelasnya secara detail.
Lebih jauh lagi Riri, juga menerangkan. Diperkirakan
ke depannya, konvergensi teknologi peralatan yang kita gunakan akan
semnakin masif, terutama dengan perangkat-perangkat internet of things
atau IoT.
"Kehadiran
teknologi pada hakekatnya adalah untuk mempermudah pekerjaan manusia,
menggantikan manusia untuk pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya, serta
memungkinkan manusia untuk mengerjakan hal-hal baru. Dengan teknologi
manusia bisa mengerjakan hal-hal yang "lebih manusiawi" dan
pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya dan berisiko tinggi bisa dialihkan ke
mesin." Paparnya.
Namun tidak itu
saja, pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya klerikal juga digantikan oleh
mesin, misalnya penjaga gerbang tol di jalan, sekarang sudah tidak ada
dan digantikan oleh mesin.
"Akhirnya
manusia memang harus mengerjakan hal-hal yang sesuai dengan harkat dan
martabat sebagai manusia yang membutuhkan pemikiran, kreativitas,
perasaan, dan sebagainya, bukan lagi pekerjaan-pekerjaan yang rutinitas
bagaikan robot dan dapat dilakukan mesin." Tandasnya, menutup obrolannya.
Dan hal ini, disampaikan Bang Riri, pada sebuah podcast yang membahas peerkembangan teknologi digital dalam peradaban manusia
( Raya )