 |
( Illustrasi Raja Jawa, dilansir dari segala sumber Raja-raja di Nusantara, www.7detik.com )
|
7detik.com - Sejarah - Oleh Raja-Raja Jawa kala itu, tokoh ini tidak ubahnya
seperti Ranggalawe dan Aria wiraraja, sama-sama Tokoh Asal Madura yang
membahayakan kelangsungan dan kedudukan Raja-Raja Jawa kala itu. Bagi
orang Jawa betatapun mempunyai sifat dewanya seseorang, jika dia bukan
berdarah Jawa kemudian menduduki tahta dan memerintah Jawa hal tersebut
merupakan aib bangsa Jawa. Oleh karena itu, bagamanapun caranya demi
harga diri bangsa Jawa, Trunojoyo harus dimatikan.
Sama
seperti pendahlunya Ranggalawe dan Aria Wiraraja, Trunojoyo adalah
sosok orang Madura yang melakukan pemberontakan, bahkan Pemberontakannya
cukup merepotkan sebab berhasil menduduki Keraton dan memaksa Raja
Mataram kala itu (Amangkurat I) melarikan diri dan akhirnya wafat dalam
pelarian (Wafat di Tegal).
Sebagai
Putra Mahkota, Amangkurat II, kemudian berusaha membangkitkan harkat
martabat orang Jawa yang kala itu sedang dicengkeram oleh kekuatan asing
yang ingin menghancurkan, yaitu gabungan para pemberontak yang
dikomandoi dan didanai oleh orang-orang Madura, Makkasar dan Sunda
(Cirebon & Banten).
Cara
Amangkurat II dalam menghadapi aliansi bangsa asing yang ingin
menduduki tahta Jawa itu adalah dengan cara bersekutu dengan VOC.
Persekutuan ini hasilnya memuaskan, sebab walaupun Mataram pada akhirnya
menyerahkan imbalan beberapa daerah kepada VOC namun pada akhirnya yang
menjadi Raja atas tanah Jawa adalah orang Jawa itu sendiri, bukan orang
Madura, Makkasar ataupun Sunda.
Menurut
ahli, bahwa andai saja Trunojoyo memenangkan pertempuran hingga akhir,
maka ia kemungkinan besar akan menjadi Raja di Jawa. Namun karena ia
berhasil dikalahkan dan kemudian ditangkap, maka rencana tersebut
gagal.
Dalam catatan
kolonial, setelah ditangkap oleh VOC, sebetulnya Trunojoyo akan
diamnfaatkan oleh VOC, karenanya selepas ditangkap ia diperlakukan tidak
ubahnya seperti Raja oleh VOC, meskipun begitu, hal ini rupanya dapat
dibaca oleh Amangkurat II, sehingga ia kemudian buru-buru membunuh
Trunojoyo dengan tangannya sendiri. Trunojoyo wafat saat melakukan
kunjungan seremonial ke kediaman bangsawan di sebuah desa bernama Payak,
Jawa Timur, pada 2 Januari 1680. Ia ditusuk oleh Amangkurat II dengan
tangan dan kerisnya sendiri.\
( Raya, dilansir dari berbagai sumber sejarah kerajaan di Nusantara. Minggu 08/09/24 )