( Museum fatahillah jakarta, museum sejarah yang berlokasi di kawasan kota tua jakarta. foto ww.7detik.com)
7detik.com - Wisata Jakarta - Museum
Fatahillah, yang dikenal juga sebagai Museum Sejarah Jakarta, terletak
di kawasan Kota Tua, Jakarta. Gedung ini menjadi saksi bisu perjalanan
sejarah panjang Jakarta, yang dulunya dikenal dengan nama Batavia.
Dibangun pada tahun 1710 oleh pemerintah kolonial Belanda, gedung ini
awalnya berfungsi sebagai balai kota (Stadhuis) Batavia. Kini, museum
ini menyimpan koleksi berharga yang menggambarkan sejarah kota Jakarta,
mulai dari zaman prasejarah hingga era modern.
Sejarah Gedung dan Peranannya dalam Pemerintahan Kolonial
Gedung
Museum Fatahillah adalah salah satu bangunan kolonial terbesar di Asia
Tenggara. Pada masanya, gedung ini tidak hanya menjadi pusat
administrasi pemerintahan Belanda, tetapi juga berfungsi sebagai
pengadilan dan penjara bawah tanah. Gedung ini memiliki arsitektur
bergaya klasik dengan pengaruh Eropa yang kental, terutama terlihat pada
bentuk simetris dan struktur bangunan yang kokoh.
Pada
abad ke-18, kawasan sekitar museum ini, termasuk lapangan yang sekarang
dikenal sebagai Taman Fatahillah, digunakan sebagai tempat eksekusi
bagi para pemberontak dan kriminal yang melawan pemerintahan kolonial.
Salah satu yang paling terkenal adalah eksekusi Pangeran Jayakarta,
tokoh penting dalam perlawanan terhadap Belanda.
Koleksi Sejarah yang Tersimpan
Museum
Fatahillah menyimpan lebih dari 23.500 koleksi, mulai dari prasasti,
benda-benda arkeologi, hingga peninggalan zaman kolonial. Salah satu
koleksi yang paling menarik adalah replika patung Dewa Hermes, yang
dipercaya sebagai dewa pelindung perdagangan dan perjalanan.
Selain
itu, museum ini memiliki ruang-ruang yang memamerkan diorama sejarah
Jakarta, peta-peta tua, dan lukisan-lukisan bersejarah. Koleksi
furniture antik dan artefak peninggalan masa kolonial memberikan
gambaran jelas tentang kehidupan masyarakat Batavia pada masa lampau.
Misteri Penjara Bawah Tanah
Salah
satu bagian yang paling menarik dan penuh misteri dari Museum
Fatahillah adalah penjara bawah tanahnya. Penjara ini terletak di lantai
bawah gedung dan dulu digunakan untuk menahan para tawanan, termasuk
tokoh-tokoh penting yang menentang Belanda. Kondisi penjara yang gelap,
pengap, dan sempit menjadi saksi penderitaan banyak orang yang pernah
ditahan di sana.
Cerita-cerita
mistis kerap terdengar dari pengunjung dan pekerja museum yang mengaku
pernah merasakan kehadiran "penghuni" tak kasat mata. Aura mistisnya
masih sangat kentara ketika beberapa waktu lalu saya terakhir berkunjung
ke sana ketika mengawal Wisata Literasi MTs Al Hidayah Bekasi
bersama-sama sahabat Obor Sastra dengan diketuai oleh Ibu Halimah
Munawir.
Banyak yang
percaya bahwa arwah para tahanan yang meninggal di penjara tersebut
masih bergentayangan. Beberapa pengunjung mengaku mendengar suara rantai
yang menyeret atau melihat bayangan samar di sudut-sudut gelap penjara.
Legenda Mistik di Sekitar Taman Fatahillah
Tidak
hanya di dalam gedung, kawasan Taman Fatahillah juga dikenal dengan
cerita-cerita mistis. Salah satu legenda yang berkembang adalah tentang
penampakan Pangeran Jayakarta yang kadang-kadang terlihat di malam hari.
Pangeran Jayakarta dikenal sebagai sosok yang gigih melawan penjajahan
Belanda, dan diyakini arwahnya masih tidak tenang setelah eksekusinya di
kawasan ini.
Ada juga
cerita tentang sosok perempuan berbaju merah yang sering terlihat
melayang di sekitar taman. Sosok ini dipercaya sebagai salah satu korban
eksekusi pada masa kolonial.
Transformasi Museum Fatahillah
Meskipun
penuh dengan cerita-cerita mistis, Museum Fatahillah tetap menjadi
salah satu destinasi wisata budaya yang populer di Jakarta. Setiap
harinya, museum ini dikunjungi oleh ratusan orang, baik wisatawan lokal
maupun mancanegara, yang ingin mempelajari lebih dalam tentang sejarah
Jakarta.
Sejak didirikan
sebagai museum pada tahun 1974, gedung ini terus mengalami renovasi dan
perbaikan agar tetap dapat mempertahankan nilai sejarahnya. Museum
Fatahillah tidak hanya berperan sebagai tempat penyimpanan artefak,
tetapi juga sebagai pusat pendidikan sejarah, di mana pengunjung dapat
belajar tentang berbagai peristiwa penting yang membentuk Jakarta.
Museum
Fatahillah adalah perpaduan antara sejarah dan misteri yang mengundang
daya tarik tersendiri. Gedung berusia ratusan tahun ini bukan hanya
sekadar tempat untuk mempelajari sejarah Jakarta, tetapi juga menjadi
simbol perjalanan panjang kota ini dalam menghadapi berbagai era. Cerita
mistis yang melingkupinya menambah pesona museum ini, membuatnya
semakin menarik bagi mereka yang tertarik dengan sejarah dan misteri.
Bagi
siapa pun yang ingin mendalami sejarah Jakarta dan merasakan atmosfer
masa lalu yang masih terasa kuat, Museum Fatahillah adalah tempat yang
wajib dikunjungi. Di balik dinding tuanya, tersimpan banyak cerita yang
siap untuk diungkap.
Penulis: Rissa Churria adalah pendidik, penyair, esais, pelukis, aktivis kemanusiaan, pemerhati masalah sosial budaya, pengurus Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), pengelola Rumah Baca Ceria (RBC) di Bekasi, anggota Penyair Perempuan Indonesia (PPI), saat ini tinggal di Bekasi, Jawa Barat, sudah menerbitkan 7 buku kumpulan puisi tunggal, 1 buku antologi kontempelasi, serta lebih dari 100 antologi bersama dengan para penyair lainnya, baik Indonesia maupun mancanegara. Rissa Churria adalah anggota tim digital dan siber di bawah pimpinan Riri Satria, di mana tugasnya menganalisis aspek kebudayaan dan kemanusiaan dari dunia digital dan siber.
(Raya: Redaksi www.7detik.com ) |