( Romi Sastra, Penulis, Penyair dan Sastrawan Indonesia, Saat Tampil di Kegiatan Literasi Betawi )
7detik.com - Sastra Indonesia
MENUNGGU RESTU TIGA MATRA
restu laut kepada estuari
mengalirlah hulu ke hilir
bawalah segala bening ke muara
andaikan aliranmu disusupi molekul
dari setetes getah nangka dan limbah
terkatup tatapan menyilau hening
ikan tak dapat berenang
batu diselimuti lumut: air keruh mata buta
restu ilalang kepada beringin
bertumbuh rimbunlah kau daun
bagaimana kerontang bisa dipayungi
embun tak cukup sebagai oase
sebab sudah lama rengkah menadah hujan
tapi jangan kau tutupi tunas kami
menatap matahari
restu bumi kepada langit
sinarilah matahati kami
biar dalil dikirimkan keharibaan
sebab deru mesin kapal terbang
tengah membawa isyarat kematian
mendarat di daun telinga
gaok gagak tak didengar lagi
sebagai tanda bahaya: ia lapar
air mancur bening di depan istana
mengering sudah
tangganya becek belumuran serapah
panji setengah tiang enggan menari
ia mengabarkan situasi berkabung
hantu mencuri periuk nasi pribumi
maka dari itu,
kita menunggu restu elemen tiga matra
seandainya ia juga tidak hati-hati
menangislah veteran di makan pahlawan
kuburannya hampir selesai digali
Jakarta, 6 September 2024
PANDORA
kita
telah menyaksikan kotak pandora, disulap semalam suntuk dari kardus
usang didekorasi delik demokrasi? kotak yang memungut suara-suara
khianat pada pertarungan kalah menang dan pecundang
strategi
serangan fajar berkompetisi memungut suara burung hantu bertarung di
lembah hina dina dari sepasukan nasi bungkus bertaring, dan segepok
angpau berisi satu lembar bercorak warna warni tokoh pahlawan. seberapa
dahsyat pertarungan tuan itu tawarkan? suara ilalang riuh ditiup angin
sedari awal dikumpulkan, lalu bergesekkan ke arena kurcaci hoax dan
proxy. sadarkah ilalang berduri bermiang diri dilukai berkali-kali pada
janji?
dan mata-mata
elang menabuh genderang perang, menjaga data indentitas menggelembung
bak siluman. nama-nama jahanam menjadi biang kemenangan berganda yang
apik, dunia teknologi sekejap mata bisa mengubah angka-angka survei
licik?
kita telah menuju
tahun kenduri kawan, tahun kenduri politik berdelik demokrasi tarung
argumentasi. kau dan aku dihitung lelah dan mati dicurangi kalah. sumpah
serapah ilalang terjadi, si penjudi sabung ayam tersenyum menaburkan
bunga-bunga bangkai di kenduri mewah. tuan kau kacang lupa kulitnya.
pandora berisi air mata darah yang tumpah dicundangi kalah. biadab!!
Jakarta, 15 Mei 2023
ORASI TANPA KASTA
kubaca ulu sejarah di lembar android
mana yang tulus mencintai pertiwi
dan hipokrit
sebab kakiku berpilin di tanah licin
tak pandai bermain
ajarkan aku bercermin
cikini
izinkan madahku kirim di seremonial
selebrasi kemerdekaan RI
TIM PDS HB Jasin
aku merapal sajak
di bulir riak menganak
kepadaku budak alit
mengayuh periuk tak berkuah berkisah
di sana-sini
mereka berorasi merdeka
berkolaborasi tanpa kasta
sama-sama menyemai cinta dan cita
demi bangsa
merdeka...!! katanya
padahal masih menderita
23 Agustus 2024
REVOLUSI
kita ditelanjangi
ia mengambil jiwa kita
dan dibawanya terbang menuju awan
pada penglihatan yang heran
anak cucu melihat garuda bingung
panji enggan menari
serioza rusak nada
istana terus berdansa
topeng-topeng di wajah kurcaci
: beranomali
kita kehilangan tongkat
semenjak kebenaran dipalsukan
isi kitab di tangan themis
menjadi nasi bungkus
pada kompetisi dan teknologi
wajah-wajah kota pencakar langit
terus berevolusi
dan pada batu-batu dungu
telah dikerikilkan
akan digunakan sebagai
penguat tembok raksasa
supaya tak runtuh pondasi
singkirkan kawat berduri itu!
tatapan ranjau melukai nadi
sebatang ilalang hening di taman
themis teriak di meja hijau
kitabku dicuri tangan besi
sudah sadarkah kita?
mata ini semakin ditelanjangi
mereka diselimuti angan-angan
peradaban digiring memasuki kuburan
menjadi nisan tak bernama
berhias taman-taman bunga
sialan! aku tertidur
cucu dan cicitku tertipu
lampu mati
Jakarta, 10 Sepetember 2023
PANGGUNG EGOISME
belalang jatuh hati pada kebaikan awan
menaungi sebatang ilalang di tengah padang
tentang pipit kehausan di daun pinang
menatap derai arai disangka padi
pipit malu diayun angan
para rabi-rabi di kastil tua
mencoba menenangkan pohon akasia
yang hampir roboh dioyak limbubu
rasanya tak sanggup menahan arus
keras dibasahi hujan deras
lihatlah!
semut bermenung menatap istana
kenapa gundah?
padahal pasukan semut selalu berbagi
ketika rezeki di pundaknya, singa buas
pernah satu kelinci mensiasati buaya
demi menyelamatkan tubuh mungilnya
di atas punggung buaya tumpukkan dosa
kelinci selamat dari kematian
sekelompok pemangsa
memperebutkan bangkai ayam bukan tiren
sebab, bulunya sudah dicabut
dari dalam cangkang sebelumnya
akankah pesta menumpahkan kuah di belanga?
darah tak lagi merah tulang tak lagi putih
riak-riak di telaga tarian angin menitip damai
di rumah qulhu
para pembaca kitab senja hari tak ada lagi
aku tersadar dari ketidakberdayaan
melati menyimpan wangi di lorong waktu
disambut lolongan malam di bawah kemboja
di mana cahaya? aku tanya keimanan!
tongkat alif itu terlepas dari tangan
di sana
panggung egoisme sedang melipat lotre
Jakarta, 8 September 2023
Romy
Sastra lelaki berdarah Minang, berdomisili Jakarta Barat. Anak rantau
pedagang kaki lima ini, salah satu karyanya pemenang pertama dan
mendapatkan anugerah puisi terbaik media apajake 2023. Pernah menghadiri
Temu Penyar Dunia di Pantai Chap Bachok Kelantan Malaysia 2018 oleh
Pemusi Malaysia. Menerbitkan dua buku puisi tunggal (Tarian Angin 2019
dan Alegori 2023). Karya-karyanya tergabung di 100 lebih antologi buku
puisi bersama, Indonesia, Malaysia, Kanada. Nama Romy Sastra terdapat di
buku besar Yayasan Hari Puisi Indonesia, "Apa dan Siapa Penyair
Indonesia" edisi 2019.
Email: romysastra76@gmail.com
Hp: 082310330589
( Team Redaksi: Wahyu Toveng. Jakarta )