Menuliskan Perjalanan: Komunitas Penyair Lintas Maya, Luncurkan Antologi Bertema “Budi Pekerti”.

( Foto dokumentasi Arnita. www.7detik.com )

7detik.com - Bandung -
Budi pekerti merupakan cermin dari tingkah laku, akhlak, sopan santun, tatakrama yang merujuk kepada nilai-nilai agama, hukum, dan adat istiadat. Dalam dunia pendidikan, di era globalisasi seperti sekarang ini, budi pekerti dikaitkan dengan budaya timur yang memiliki sikap sopan santun, membentuk putra-putri untuk memiliki pribadi berakhlakul karimah.

Berangkat dari kecemasan dan kekhawatiran, setelah menyimak beberapa anak dilingkungan sekolah, dengan minimnya budi pekerti dan mengikisnya sikap sopan santun. Ini menunjukkan bahwa Negara kita sudah dalam fase degradasi moral. Maka, tercetuslah ide untuk menciptakan buku antologi kumpulan puisi bertema “Budi Pekerti”, yang diterbitkan oleh, Langit Fajar Publisher. Buku ini launcing pada Minggu, 08 September 2024, lewat Google Meet oleh komunitas Penyair Lintas Maya (Pelita), yang diinisiasi Bayu Win, Jakarta. Beserta ketiga admin, Arnita, Bandung. Idhey Detty, ciamis. Iis Singgih, malang. Buku yang diisi oleh 23 penulis ini, seperti ruang untuk mengutarakan kegelisahan para penulisnya terhadap nilai budi pekerti. Adapun beberapa penulis menyampaikan kemirisan yang terjadi karena tergerus oleh perkembangan tekhnologi. “Budi pekerti merupakan hal yang sangat penting dan telah menjadi bagian dari proses pendidikan nasional. 

Bagaimana memahami budi pekerti menurut perspektif Ki Hadjar Dewantara? Dalam beberapa kasus, guru hanya mengajarkan kecakapan kognitif dalam proses belajar mengajar, namun kadang lalai mengajarkan budi pekerti yang baik dan rendah hati, saling tolong menolong, bekerjasama dan lain sebagainya. Padahal, dalam proses pendidikan hal itu merupakan bagian penting karena murid juga membutuhkan tuntutan yang dapat menumbuhkan budi pekerti dalam kehidupannya. Namun, hal terpenting yang tak dapat diabaikan dalam pendidikan budi pekerti adalah keluarga, yang menjadi awal sebagai tempat paling baik untuk melatih karakter anak agar siap menjalani hidup dalam masyarakat. Dan guru sebagai pendidik di sekolah juga turut serta berperan membantu murid untuk menemukan kecerdasan budi pekerti dengan tuntunan dan teladan yang sesuai dengan kebutuhan murid”, Bayu Win. Dalam acara yang berlangsung, 

Wahyu Toveng, salah satu penulis memberikan pemahaman dan argumennya.


“Antologi puisi yang digagas Komunitas Penyair Lintas Maya dengan tema, Budi Pekerti sangat bagus, karena mengangkat keresahan yang terjadi saat ini di masyarakat. Betapa kini generasi penerus bangsa begitu rapuh dalam hal budi pekerti. Maraknya kasus perundungan, pembullyan di sekolah, ucapan dan perkataan tidak pantas yang sering terdengar setiap hari di lingkungan hingga media sosial, atau perilaku bergerombol yang kemudian berubah menjadi tindak kekerasan terhadap sesama. Kesemua itu patut direnungkan apa yang sesungguhnya terjadi dengan generasi muda saat ini. Seperti di sekolah, bagaimanakah peran guru dalam memerhatikan anak-anak didiknya, apakah hanya berkisar dari ruang kelas ke ruang guru saja, atau sudah benar-benar merangkul dalam membimbing mereka, sehingga mereka dapat diketahui secara lebih intens karakter, sifat, sikapnya ketika berbaur dengan sesama temannya di sekolah. Jangan sampai tiba-tiba terjadi suatu kasus di lingkungan sekolahnya seperti perundungan atau pembullyan beramai-ramai terhadap satu orang anak. Sungguh miris apa yang terjadi baru-baru ini, seorang siswi SMP ditemukan tewas dengan jejak pemerkosaan dan kekerasan, dan ternyata pelakunya masih teman sekolahnya, bahkan dua di antara mereka ikut hadir dalam penemuan jenasahnya. Jadi Antologi Budi Pekerti ini setidaknya ingin mengangkat semua keresahan sosial tersebut melalui sudut pandang para penyair pada puisinya, terlebih baik lagi pula menjadi sebuah harapan puitik yang dapat mengetuk nurani dari keadaan saat ini,” tegasnya.


Dalam diskusi inipun para admin menerima masukan dan saran dari semua anggota. Untuk progres antologi selanjutnya. Dan diharapkan komunitas Penyair Lintas Maya ini terus berkembang dan melahirkan penulis-penulis yang kreatif dan inovatif.

( Arnita )