Gangguan Androphobia Pada Perempuan, Semengerikan Itu?

( Foto Arnita. www.7detik.com )

7detik.com -
Dalam dunia psikolog kasus-kasus perempuan yang mengalami Androphobia bukan hal tabu untuk dikupas, bagaimana menyikapi dan apa penyebab perempuan terjebak dalam gangguan
mental tersebut. Mungkin, sebagian orang masih asing dengan istilah Androphobia, mari kita bahas selengkapnya.

Apa itu Androphobia?

 
Androphobia adalah gangguan mental dengan kecemasan dan ketakutan yang berlebih, bentuk kelainan psikis dan ketakutan irasional ketika berhadapan dengan laki-laki. penyebabnya bisa karena trauma hebat atau mengalami tindak kekerasan dari laki-laki. Sehingga, otak dan pikiran selalu dihantui dengan berbagai tindakan-tindakan yang dialami masa lalunya. Oleh karena itu, perempuan yang mengalami gangguan Androphobia menjadi pribadi yang tertutup (Introvert), dengan kondisi seperti ini, memungkinkan perempuan memilih untuk tidak menikah atau lajang karena kehadiran laki-laki seolah mengancam kehidupan.

Ada beberapa hal yang memicu perempuan terjebak dalam gangguan Androphobia, salah satunya pernah menjadi korban pemerkosaan atau pelecehan seksual yang membuat trauma extrim, sehingga beranggapan kalau sosok laki-laki itu seperti monster atau makhluk yang kerap menyakiti. Titik terparah perempuan yang mengalami gangguan Androphobia itu, ketika tidak bisa mengontrol emosi dan sudah sampai di batas paranoid Skizofrenia, sering berhalusinasi, dan delusi. Ketika bertemu laki-laki akan mengalami hal yang sama seperti yang dialaminya di masa lalu, dan itu memicu asumsi bahwa laki-laki bukan manusia aman di dunia. Siklus pola pikir yang selalu negatif, pada umumnya seperti menjaga jarak dan ruang lingkup untuk interaksi bahkan menjadi pribadi yang sangat tertutup. Tidak jarang penderita Androphobia bisa menyerang laki-laki dengan sangat brutal.

Saya pernah membaca sebuah novel karya Ullan Pralihanta dengan judul Androphobia (Bila
Lelaki Baik itu Ada, Kamulah Orangnya) yang diterbitkan oleh Story House 2013 . Dalam keseluruhan isi novel ini diceritakan secara detail seorang gadis yang mengalami gangguan. Androphobia abnormal, cerita yang menyajikan sebuah pengalaman buruk hingga proses kerja keras untuk mengembalikan kesehatan psikisnya.

Dalam dunia nyata pun tidak sedikit perempuan yang mengalami Andophobia. Tapi, tentunya dengan
kadar masing-masing, pengalaman buruk melahirkan traumatik hebat sehingga pikiran-pikiran
buruk seolah menyeretnya pada penilaian buruk pada semua laki-laki.

Banyak sekali kasus-kasus yang berujung kematian, hampir 75 % perempuan penderita Androphobia
melakukan bunuh diri karena tekanan mental yang luar biasa, begitupun dengan lingkungan yang
tidak memberikan ruang nyaman atau sekedar berbagi tempat keluh kesahnya, begitupun
sebaliknya, banyak kasus penderita Androphobia justru jadi pelaku pembunuhan terhadap laki-laki,
karena sosok laki-laki adalah mahkluk yang paling dibenci. 

Apa saja tanda-tanda perempuan yang mengalami Androphobia? 

Perlu kita bahas secara detail, karena bisa saja perilaku atau gejala fisik berbeda di setiap penderita. tapi pada umumnya, hampir semua penderita mengalami tanda-tanda berikut, seperti panik, cemas, berkeringat, mual, tubuh bergetar ini adalah gejala fisik yang dialami penderita Androphobia ketika berhadapan dengan laki-laki, dan yang lebih parah ketika melihat laki-laki tak ubahnya sebagai monster yang siap menerkamnya. karena itu penderita Androphobia, bisa saja melakukan kekerasan, ini sangat berbahaya untuk dirinya dan orang sekitarnya. Maka penderita, harus segera ditangani secara intensif.

Ada sebagian yang memperlihatkan prilaku aneh ketika berhadapan dengan laki-laki seperti
berteriak histeris, mencaci maki serta memperlakukan kasar meskipun di ruang umum. Maka, ini
sudah berada di tahap bahaya, dan penderita tidak boleh dibiarkan sendiri karena bisa memicu
tindakan yang membahayakan keselamatannya sendiri.

Apakah penderita Androphobia bisa sembuh?
 

Beberapa psikiater menyarankan penderita Androphobia harus melakukan terapi, salah satunya
terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy), psikoterapi ini dilakukan dengan
mengkombinasikan terapi perilaku dan terapi kognitif. 

Pada dasarnya, terapi ini membantu penderita untuk tetap berpikir positif, dan meyakinkan segala sesuatu yang baik akan menghasilkan yang baik, pasien juga harus didampingi dan dikelilingi dengan orang yang senantiasa memberikan dukungan moral dan spiritual, agar membentuk pribadi lebih sehat, lebih meningkatkan keimanan. Karena pada dasarnya, ketakutan dan kecemasan itu timbul dari sugesti negative, hingga melahirkan halusinasi yang berlebihan. Tidak mudah untuk memahami perempuan penderita gangguan Androphobia, perlu pendekatan khusus dan halus agar sistem kejiwaannya tidak terganggu, dan memberikan kenyamanan untuk bisa interaksi secara intens. Serta bertahap bisa meningkatkan meaning dan value dalam diri dengan mengupgrade secara alamiah.


Adapun beberapa dokter atau psikiater, memberikan saran agar pasien mengkonsumsi obat-obat
penenang untuk menghindari aktivnya halusinasi pasien, sehingga bisa memberikan ketenangan dan
mudah untuk menguasai diri. Tentunya, dalam pemberian obat harus di bawah asuhan dokter agar
tidak terjadi komplikasi.

Jika dalam lingkungan kita mendapati perempuan dengan gangguan tersebut, maka hal yang perlu diperhatikan adalah, menciptakan relationship yang khusus dalam memproses edukasi dan pembelajaran diri secara formal maupun informal. Butuhnya dukungan moral yang mendoktrin pasien mengubah pola pikir secara positif. Kita dituntut untuk menjadi patner yang menyenangkankan dengan menjadi pendengar dan pembicara yang baik, karena ketika pasien sedang dalam keadaan kalut maka
pikirannya tidak rasional. Sebagai pembimbing, dibutuhkan mental dan kesabaran yang extra agar pasien tetap dalam kondisi aman dan nyaman. 

Membuka cerita di masa lalu, merupakan hal yang paling berat dan menyiksa. mengenai hal yang menumbuhkan luka hingga trauma, namun dengan pendekatan yang intens, dan dukungan yang penuh akan menjadi semangat hidup pasien kembali bergairah dan menjalani hidup normal. Mungkin ini hanya ulasan singkat tentang pemahaman perempuan yang mengalami Androphobia, terima kasih semoga bermanfaat.



( Penulis: Arnita lahir di Bandung, Pengelola rumah tahfidz As-Syukur, penyuka seni Artwork dan dunia
Fotografi, Pemimpin Redaksi Media Jurnal Puisi Cinta, Redaktur Note Journey Magazine, ketua
PAC (potography & Art Community), pernah bekerja di Majalah Migospecta International
sebagai Executive Editor (wakil CEO), pernah menjadi Pemimpin Umum di Buletin Inshinecam,
pernah bekerja di Majalah Homagi International sebagai Editor & Director. Tulisan-tulisannya
telah dimuat di media cetak dan elektronik.
Salah satu cerpen menjadi pemenang di Sayembara ESVA Malaysia 2020, cerpen dengan judul
Kotaku Gelap; Apa Kabar Perempuan? Masuk Nominasi Anugerah Sastra Apajake 2023
kategori cerpen. Telah bergabung di 136 antologi bersama dan melahirkan dua buah antologi
tunggal.)