Disporapar Kuningan, Kurang Bijak Soal Penataan Jarak Tempat Wisata

( salah satu lokasi obyek wisata sejarah Gedung Naskah Linggar Jati, Desa Linggajati Kabuapten Kuningan )

( Mobil Dinas Disporapar, saat awak media menemui guna mengkonfirmasi, Kadisporapar di jalaksana )

7detik.com - Kuningan -
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kuningan yang terus berusaha serta mendorong sektor pariwisata untuk terus berinovasi dalam pengembangan potensi sektor wisata yang ada di wilayah Kuningan., Dan hal tersebut, memang terbukti, serta terlihat semakin marak bak jamur yang terus berkembang di musim hujan.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kuningan, Yang saat ini di jabat oleh Dr. Elon Carlan, yang terus menggenjot inovasi di sektor pariwisata, yang memang harus menjadi garda terdepan dalam menunjang perekonomian masyarakat dan terus bermimpi Kabupaten Kuningan, bisa dikenal hingga ke mancanegara.

Masalah Kepariwisataan di Kuningan, memang sangat berpotensi, dan hal tersebut di dukung dengan berdiri megahnya Gunung tertinggi di Jawa Barat, yaitu Gunung Ciremai, dengan banyaknya bukit-bukit hijau serta hal lainnya yang memang menarik banyak wisatawan untuk datang mengunjungi keindahan panorama alam Gunung Ciremai. Selain menarik untuk wisatawan, hal ini juga sangat membuat lagi mengatasi masalah perekonomian masyarakat serta menggenjot lagi masalah Pendapatan Asli Daerah (PAD ). Namun hal ini juga menjadi pemicu, lalainya menangani soal penataan jarak keberadaan tempat wisata yang ada dalam satu lokasi desa ataupun kecamatan.

Selain itu, dengan ada pula banyaknya oknum pengusaha yang mengelola tempat wisata, yang tidak valid atau banyak mengebiri soal banyaknya para pengunjung serta pendapatan usaha mereka, dan selain itu, banyak pula ditambah-tambahkan banyak merekrut tenaga kerja, bahkan selalu ber-alasan sepi pengunjung, dan mengabaikan ketertiban masalah parkiran yang kadang merugikan  banyak pengguna jalan lalu-lalang kendaraan dan pejalan kaki.

Dan hal ini menarik komentar pedas dari Moch Sandy, yang juga seorang pelaku seni juga aktivis sosial, karena sedikit banyaknya, serta menjadi sorotan banyak pihak.

"Untuk masalah meningkatkan lagi perekonomian masrakat pada khususnya memang sangat penting, bahkan wajib di kedepankan. Namun hal ini, bukan berarti mengabaikan masalah penataan serta jarak keberadaan tempat wisata, yang pada akhirnya, menjadi polemik besar. Yang seharusnya lebih di tata, baik zona parkir kendaraan, juga membuat benar-benar valid data para pengunjung yang datang ke suatu tempat wisata, lalu pelaku usaha tidak mengada-ngada soal sepi pengunjung, data jelas karyawan yang ditampung si pelaku usaha, yang benar menampung orang kuningan bekerja di tempatnya. Bahkan jalan raya, tidak menjadi korban parkir sembarangan  dan tidak mengganggu pengguna jalan. Dan satu lagi, tidak membuat si pelaku usaha, saling sikut, bahkan bangkrut alias gulung tikar menjalani usaha pariwisatanya," Terang Sandy, secara lugas. Selasa (24/08/24)

Coba saja, kita lihat di salah satu wilayah kawasan wisata yang ada di sekitar jalan raya bojong menuju linggarjati, kecamatan cilimus. Jarak dari tempat wisata sangat berdekatan, bahkan menjadi arena persaingan yang tidak sehat. Di situ ada tempat wisata J'n'J, lalu objek wisata linggarjati, lalu ada lagi objek Algifari, Gedung naskah linggarjati, lalu Woodland serta ada beberapa lagi objek wisata. sangat dekat jaraknya, seperti tidak tertata, serta terkesan di biarkan para pengusaha atau pelaku usaha untuk saling sikut. Bahkan layaknya menjadi ajang pembiaran, hingga timbul oknum pelaku usaha menjadi tidak jujur bicara valid soal datangnya para pengunjung ketempatnya, juga semakin membuat pelaku usaha, menjadi saling gontok-gontokan, atau saling menjatuhkan, bahkan jadi anjlok omset wisata para pelaku usaha. Tambah Sandy, secara detail.

"Ya, kita masyarakat awam, hanya jadi penonton serta hanya boleh menonton saja. Sebab bicara masalah daya tarik wisata serta destinasi wisata pada lokasi yang dianggap lokasi yang tepat dan pas, sangat mudah, namun Disporapar banyak mengabaikan persoalan mana saja, yang bisa menjadi acuan bahwa semua lokasi tempat wisata yang ada dalam urusan punya daya saing yang saling menonjol serta kesemua lokasi wisata yang ada di Kuningan menjadi andalan yang sangat di perhitungkan. Pokoknya masih banyak yang di abaikan oleh pihak Disporapar Kuningan. Bahkan anggaran yang ada, benar-benar banyak di gunakan tidak tepat atau, ya' gitulah, semrawut, juga ga karuan, sebab jika kita telisik lebih detail dan di delik lebih rinci, banyak yang sia-sia bahkan menjadi suatu kata dugaan bancaan, baik dari si oknum staffnya yang paling bawah, yang sedang juga petingginya, yang tidak bisa saya sebutkan secara inisial, ya, itu nantilah, jika ada jawaban lagi dari Disporapar, dan saya yakin, jika saya jelaskan dan saya buka satu persatu, akan jadi persoalan yang besar, karena lebih baik, kita harus ingatkan Kepalanya, biar tidak lupa diri, dan para pembisik di sekitarnya, baik ajudan atau siapapun agar tidak memanfaatkan keadaan, kesempatan dalam kesempatan," Tandasnya sambil senyum-senyum penuh arti.

Sementara, Dr. Elon Carlan, Kadisporapar Kuningan, di sambangi dikantornya, pihak staff Disporapar, yang tidak mau disebutkan namanya, dirinya mengatakan. "Pak Elon, sedang tidak ada di kantor. Mungkin sedang main di PKBM miliknya di jalaksana," tandasnya.

Saat kembali di sambangi di Jalaksana, Elon Carlan, Kadisporapar, salah satu staff yang berada di lokasi tersebut, saat di tanya, dia katakan, "Pak Elon, sudah pulang barusan," Tutupnya dengan nada sedikit ketus.

 ( Raya )

Tapi ternyata, banyak jumlah kunjungan wisatawan belum tentu menjadi pemasukan bagi PAD Pemerintah Kabupaten Kuningan. Pasalnya, pengenaan pajak tidak berdasar pada jumlah pengunjung di suatu objek wisata.

Sumber Artikel berjudul "Pengelola Wisata di Kuningan Tidak Semua Memberikan Data Kunjungan yang Valid, Apakah Takut Pajak?", selengkapnya dengan link: https://kuningan.pikiran-rakyat.com/kuningan/pr-537544372/pengelola-wisata-di-kuningan-tidak-semua-memberikan-data-kunjungan-yang-valid-apakah-takut-pajak?page=all

Baca berita lebih nyaman dan kekinian, yuk download aplikasi Pikiran Rakyat Mobile:
  • - Android: bit.ly/PikiranRakyatMobile
  • - iOS: apple.co/3Wcr42) Kuningan. 
Tapi ternyata, banyak jumlah kunjungan wisatawan belum tentu menjadi pemasukan bagi PAD Pemerintah Kabupaten Kuningan. Pasalnya, pengenaan pajak tidak berdasar pada jumlah pengunjung di suatu objek wisata.

Sumber Artikel berjudul "Pengelola Wisata di Kuningan Tidak Semua Memberikan Data Kunjungan yang Valid, Apakah Takut Pajak?", selengkapnya dengan link: https://kuningan.pikiran-rakyat.com/kuningan/pr-537544372/pengelola-wisata-di-kuningan-tidak-semua-memberikan-data-kunjungan-yang-valid-apakah-takut-pajak?page=all

Baca berita lebih nyaman dan kekinian, yuk download aplikasi Pikiran Rakyat Mobile:
  • - Android: bit.ly/PikiranRakyatMobile
  • - iOS: apple.co/3Wcr42n