( Boy Sandi Kertanegara, pria berambut gondrong, yang terkenal hobby mendaki gunung.)
7detik.com - Kuningan - Terkait penataan, dan saling berdekatannya bisnis usaha kepariwisataan di wilayah Kabupaten Kuningan, yang di kenal mempunyai Gunung Ciremai, Gunung yang gtertinggi di Jawa Barat, serta pesona magis pada keelokan alam, seni dan budayanya. Hal tersebut, banyak menuai komentar, serta semakin banyak sorotan, karena, beberapa pengelola bisnis di industri wisata, serta para karyawannya, mengeluh dengan semakin menurunnya omset usahanya, karena semakin berkurang para wisatawan yang datang untuk berwisata di tempat usaha mereka.
Dan hal ini, juga membuat, Boy Sandi Kertanegara, pria berambut gondrong, yang akrab di sapa Boy ini, pada awak media, dirinya mengatakan. "Menurutnya, semuanya memang diperlukan kreativitas dan inovasi dari masing-masing pengolah objek agar mereka juga bisa bertahan dalam semua usaha yang di geluti, khususnya di bidang kepariwisataan. Sekali lagi, ini kan akhirnya terjadi semacam kompetisi bisnis, dan apalagi penataannya jarak lokasinya terlalu sangat saling berdekatan." Kata Boy, pria yang aktif dalam dunia lingkungan hidup, serta hobby naik gunung ini. Kamis (26/09/24)
Lebih jauh lagi, Boy juga menyebutkan. Saya kira kalau pemerintah ikut campur tangan mengatur regulasinya terus membenahi juga penataan kawasan yang supaya sama-sama mereka mendapatkan nilai lebih, nah, kalau gitu kan semua pelaku bisnis wisata, mudah-mudahan semuanya bisa terus bertahan, selain itu Wisata kita bisa bertahan. Saya berharap wisata ini jadi sebuah industri yang akan banyak melibatkan tenaga kerja kedepannya, selama wisata itu bisa berjalan maju dan bisa menyerap banyak tenaga kerja, kan ini juga bisa meringankan beban pemerintah khususnya dalam mengatasi pengangguran di Kuningan. Terangnya.
Dan untuk masalah, terlalu dekatnya, jarak atau lokasi tempat usaha wisata si kompetitor ini, dengan si kompetitor si anu. Seharusnya, pihak Dinas Pariwisata, harus tegas dalam menegakan atau menerapkan lagi aturan, dan kalau aturan itu diterapkan, akan banyak wisata yang akan terus hidupnya menjadi sangat panjang, alias akan terus bertahan dalam menggeluti bisnis industri pariwisata yang dia kelola. Masih kata Boy, memaparkan.
Ya, semisal, kita lihat saja, seperti tempat wisata, di kawasan linggarjati, atau di palutungan, yang memang jaraknya satu sama lain, sangat berdekatan, cepat atau lambat bakal mati. Dan ini sebetulnya dikembalikan lagi pada pihak Dinas yang menurus masalah Kepariwisataan, juga kepada pengelola objek untuk masing-masing punya kreativitas dan inovasi, agar masyarakat bisa mengunjungi objek mereka. Dan tentu saja, ini juga menjadi pekerjaan rumah serta menjadi tugas pemerintah untuk terus mempromosikan semua objek wisata, dan juga pihak Dinas Pariwisata, dalam memberi binaan, pada para pengelola, harus memberikan arahan secara konsisten serta sama rata, bahkan jangan sampai memilah-milah atau menganut pilih-pilih bulu.
"Karena para pemilik bisnis industri usaha pariwisata semua itu adalah anak-anak Dinas Pariwisata, dan juga anak-anak Pemerintah yang harus dijaga kelangsungan hidupnya. Terus terkait adanya banyak keluhan atau enggak bijaksanaannya pihak Dinas Pariwisata untuk pemain baru, yang tiba-tiba datang dan baru melihat, dan ingin membuka usaha, juga sangat dipermudah dalam pengurusan serta semua prosesnya, ini tidak boleh ada semacam ada suatu hal tanda kutip,dan hal itu, saya kira enggak boleh dan kalau ada yang begitu, silakan di demo saja, kalau perlu." Tandasnya menutup pembicaraannya.
Di sisi lain, H. Kiki, owner atau pemilik dari Industri usaha kepariwisataan, saat di temui, di lokasi wisata yang di kelolanya, saat di konfirmasi, dirinya menuturkan.
"Ya kalau saya pribadi sih dari awal saya
berkeinginan Kuningan, jadi destinasi wisatanya Jawa Barat karena apa, kesemuanya, dan memang kita didukung sama alam yang memang bagus. Dan soal terkait, urusan tempat
wisata yang semakin banyak, itu mungkin karena memang kemajuan dan memang
daya pikat para pengusaha di Kuningan mungkin tertarik dengan
pariwisata. Mau urusan jarak apa sebetulnya tidak masalah dengan catatan, kitanya harus bisa ngatur tempat kita sebaik mungkin. Semisal atau kita lihat saja contohnya, para pedagang di pasar, semuanya serba berdekata, ada yang jualan tahu sebelahan, yang penting yang sudah ada
dibenahi masing-masing gitu."Papar Kiki, pria yang dikenal familiar oleh banyak orang ini.
Dan kalau urusan saling meniru yang ini tadinya ada apa enggak ada jadi karena itu rame bikin jadi ada gitu kita jadi kreatif bikin apa dong yang baru lagi bikin apa dong ini salah satu pemicu supaya Kuningan bener-bener bisa jadi destinasi wisata Jawa Barat. Otomatis dengan sendirinya, akan mengundang kedatangan mereka, yaitu para wisatawan lokal ataupun yang datang dari mancanegara. Nah, kalau dari Dinas Pariwisata sendiri, Saya enggak paham kemananya tapi yang jelas memang ketika ada yang buka tempat usaha pasti jadi peluang dan itu juga kan bisa buat lapangan kerja, dan kita bijaksana sajalah, untuk menyikapinya. Masih kata Kiki, menambahkan.
"Intinya, yuk masing-masing kita benahi, supaya Kuningan bener-bener jadi pilihan wisata buat wisatawan yang datang dari luar negeri. Dan untuk soal masalah, terobosan apa yang terus kita laukan, ya, terobosan yang beda, yang mampu menjadi daya tarik banyak para wisatawan, yang otomatis akan berbondong-bondong datang ketempat kita. Dan kalau, masalah terobosan yang dilakukan oleh pihak Dinas Pariwisata, saya yakin, Pak Kepala Dinas juga banyak mempunyai program-program tersendirinya, dan kalau si pengelola, pasti juga sudah ada dengan masing-masing ide inovasi, dan jujur aja, kalau saya sendiri sih, tetap lebih memilih, ayo kita terus berinovas." Pungkas Kiki
( Raya )