![]() |
( Ketua Komunitas Literasi Betawi, Sam Mukhtar Chaniago. www.7detik.com) |
![]() |
( Para Pengisi Acara di KLB, berpose bersama usai acara. www.7detik.com ) |
7detik.com - Jakarta - Komunitas Literasi Betawi (KLB) baru saja usai meluncurkan buku Antologi Puisi Jakarta Betawi 5 dengan tema, Jakarta Kota Literasi Kita, pada Rabu 4 agustus 2024 di aula Pusat Dokumentasi Sastra Hb. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Antologi tersebut memuat 161 puisi karya dari 68 orang penyair senusantara, dan digagas sejak 19 Februari 2024. Latar belakang tema sendiri di angkat dari status Jakarta yang kini menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) setelah Ibu Kota negara dipindah ke Kalimantan Timur dengan nama Ibu Kota Nusantara (IKN). Selain itu tema tersebut juga terkait dengan status Jakarta yang ditetapkan sebagai Kota Sastra Dunia pada 8 November 2021 oleh UNESCO (Badan Resmi Internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada acara yang dipandu oleh Piet Yuliakhansa dan Ayu Puspa Nanda itu dimulai pukul 13.00 WIB, diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lantunan Gambang Rancag, sebuah kesenian khas Betawi menggunakan iringan musik Gambang Kromong, yang selalu ditradisikan pada setiap awal gelaran acara oleh Komunitas Literasi Betawi. Tuti Tarwiyah Adi (Pendiri KLB) selalu menulis sendiri syair untuk Gambang Rancag dan disesuaikan dengan tema acara, ia pun menggandeng Firman, praktisi muda seni Gambang Rancag Betawi untuk melantunkannya.
Kemudian acara diisi beberapa kata sambutan dari para tokoh sebelum dilanjutkan dengan pembacaan puisi dari para kontributor puisi yang termuat dalam antologi serta beberapa deklamator puisi Jabodetabek. Hadir pada siang itu, Direktur Kursus dan Pelatihan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Nahdiana, ia secara resmi membuka acara yang digagas oleh, Sam Mukhtar Chaniago (Ketua KLB), Tuti Tarwiyah Adi (Pendiri KLB), dan Nurhadi Maulana Saibin sebagai Ketua Panitia Acara. Dalam sambutannya ia sempat membacakan pantun dan puisi sebagai apresiasi, juga harapan untuk kegiatan KLB selanjutnya.
"Saya berharap kedepannya KLB dapat membangun kerja sama dengan komunitas lain terutama para generasi muda milenial atau Gen-Z, dengan tetap menjaga kelestarian budaya Betawi khususnya di bidang sastra dan literasi. KLB telah mampu mengusung nama Betawi tanpa fanatisme berlebihan dan terbuka untuk semua masyarakat Indonesia dalam hal penulisan puisi, hal ini perlu terus dilanjutkan sebaik-baiknya." Ujar Nahdiana dalam sambutannya.
Beberapa pembina KLB berkesempatan memberikan dukungan dan apresiasi positif serta turut serta membacakan puisi, terlihat di antaranya adalah, Asrizal Nur (Penyair Multimedia dan pendiri PERRUAS), Yahya Andi Saputra (Tokoh Lembaga Kebudayaan Betawi), Irawan Sandhya Wiraatmaja (Mantan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia), dan Halimah Munawir (Anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia dan Pendiri Obor Sastra).
Irawan Sandhya Wiraatmaja dalam sambutannya menyebutkan bahwa Komunitas Literasi Betawi atau KLB cukup unik, karena sebagai komunitas sastra yang mengusung nama Betawi tetapi secara egaliter mampu keluar dari batas-batas kebetawian dengan merangkul banyak penyair dan penulis puisi dari seluruh Indonesia untuk menulis puisi tentang Jakarta dari sudut pandang mereka masing-masing.
"KLB bahkan mampu menyelenggarakan sayembara penulisan puisi secara periodik di media Facebook, semoga pula nanti KLB dapat membuat sayembara manuskrip sastra dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintah ataupun komunitas sastra dan budaya yang ada di jakarta." Ujar Irawan.
Sedangkan Sam Mukhtar Chaniago, selaku Ketua KLB mengungkapkan bahwa apa yang ia gagas dari sejak Antologi Jakarta dan Betawi pertama kali diselenggarakan adalah untuk membangun minat kaum muda Betawi terhadap penulisan puisi dan sastra, namun selama ketertarikan kaum muda Betawi belum signifikan terlihat, maka KLB akan tetap terus mengajak seluruh penyair dan penulis puisi senusantara untuk ikut serta menulis puisi dan sastra tentang Jakarta dan Betawi.
Pada sesi diskusi dihadirkan narasumber antara lain, Dr. Sunu Wasono dan Sofyan RH Zaid, dengan moderator Dr. Saifur Rohman, sedangkan para pembaca puisi yang tampil antara lain, Wahyu Toveng, Jose Rizal Manua, Piet Yuliakhansa, Ical Vrigar berkolaborasi dengan Sastra Muda, Berthold Sinaulan, Kurnia Effendy, Ilhamdi Sulaiman, Romy Sastra, Asrizal Nur, Yahya Andi Saputra, Halimah Munawir, Ayu Puspa Nanda, Mita Katoyo, Her Ra dan Imunk Coyeeh, Rd. Nanoe Anka, Udi Utama, Nurhadi Maulana Saibin, Irawan Sandhya Wiraatmaja, Rissa Churria, Jei Sobarry Buitenzorg, Ujang Kasarung, Maisaroh, dan Brigida Inda, sedangkan Musikalisasi Puisi oleh H. Shobir Poer.
Sementara beberapa pegiat sastra Jabodetabek dan perwakilan komunitas tampak ikut menyimak jalannya acara, mereka antara lain, Nanang R Supriyatin, Giyanto Subagyo, Ireng Halimun, Diana Prima, A. Slamet Widodo, Dyah Kencono Puspito Dewi, Riri Satria, Sapto Wardoyo, Remy Novaris DM, Ihwal Benz Satriadji dan beberapa perwakilan masyarakat serta pelajar atau mahasiswa.
( Wahyu Toveng )