![]() |

Bandung - 7detikcom - Sebanyak 458 satuan pendidikan atau 96,4 persen SD di Kota Bandung sudah menggunakan Kurikulum Merdeka secara terbatas pada tahun ajaran 2022/2023. Implementasi Kurikulum Merdeka dilakukan di kelas 1 dan kelas 4, sisanya kelas 2, 3, 5 dan 6 tetap menggunakan Kurikulum 2013.
Berdasarkan pedoman Kemendikbudristek. No. 56/M/2022, P5 adalah kegiatan kokulikuler berbasis projek. Dan pencak silat ini merupakan satu di antara beberapa tema kearifan lokal yang sengaja dipilih oleh para guru pengajar di Sekolah Dasar Negeri Lembangsari, Bandung.
Seperti di jelaskan, Elis Satia Farida, salah satu guru pengajar, di sekolah dasar lembangsari, "Untuk kurikulum merdeka, tentang P5 ini, ketika saya akan mengadakan program tersebut, sebelumnya, saya terlebih dahulu bertanya pada para siswa, karena sebagai guru kita tidak bisa memberikan keputusan secara sepihak, dan kita butuh suara para siswa, ini tujuannya agar mereka punya program sendiri sesuai dengan potensinya, tugas guru di sini hanya memfasilitasi. Kemudian, para siswa memilih untuk mengambil tema kearifan lokal, dan pencak silat menjadi pilihan utama mereka. Allhamdullillah, setelah kita berdiskusi, ada siswa yang merekomedasikan seorang pelatih pencak silat. lalu pihak sekolah segera koordinasi agar terlaksana program tersebut, dan alhasil, program ini berjalan pada semester satu sekarang, di jadwalkan setiap hari Sabtu, sesuai jadwal P5," Terangnya. Sabtu (10/08/24)
Untuk itulah, kami para pendidik sangat mendukung adanya program pencak silat di sekolah ini, karena dengan adanya kegiatan pelatihan pencak silat, hal tersebut, bukan hanya adanya interaksi langsung para siswa-siswi bersama pelatihnya, tetapi bagaimana menerapkan sistem bela diri khususnya, agar lebih bisa meningkatkan kepercayaan diri pada para siswa, terlebih ketika mereka berada di luar rumah atau luar sekolah, agar anak bisa menjaga diri sendiri dan meminimalisir terjadinya tindak kriminalitas. Kata Elis, menambahkan.
"Dan kami disini, juga sudah menegaskan kepada para siswa dan siswi yang mengikuti program silat, untuk selalu rendah hati, ketika sudah menguasai bela diri, dan kita semua para pendidik disini, berharap dengan adanya program projek penguatan profil pelajar pancasila ini bisa berjalan dengan baik," Tutupnya.
Sementara, Pria yang akrab di sapa Mang Ujang, Guru pelatih program pencak silat di SDN Lembangsari, yang memang dirinya sudah menekuni ilmu beladiri pecak silat dari tahun 2005 silam ini, dirinya mengakui,untuk bisa menjadi seorang atlit seni bela diri pencak silat itu memang susah-susah gampang. Selain harus tahan sakit, belajar silat itu butuh keuletan,ketekunan dan bisa melatih pernafasan serta kesabaran. Kata Ujang, menambahkan.
“Dan memang, harus saya akui, ini semua adalah impian saya, untuk ikut turut berperan mewujudkan anak-anak para generasi penerus, agar mau mencintai dan mendalami olahraga dan seni pencak silat, karena pada jaman digital seperti ini, harus kita akui, aktivitas anak-anak terkesampingkan dalam melestarikan kearifan sosial. Alhamdulillah, sekali, dengan adanya program di SDN Lembangsari ini. saya bisa diberikan kepercayaan, serta ruang dan kesempatan untuk berpartisipasi menyumbangkan ilmu juga keahlian ilmu bela diri yang saya punya. Harapan besar saya secara pribadi, semoga kurikulum P5 ini terus bisa berkembang, agar lebih bisa mengenalkan tradisi seni dan olahraga pada anak-anak, pada tradisi, khusus terhadap budaya kearifan lokal, terutama pada kegiatan olahraga dan seni pencak silat yang nyaris punah,”tutup Ujang.
(Arnita )