Buletin Sastra - 7detik.com -
Jangan Usik Duniaku
Aku memanggilnya lisda gadis kecil berambut ikal berkulit putih
Senyumnya menghilang dikala fajar tiba
Gerimis itu masih kami kenang di antara semangkuk sayur asem
Ada cerita yang mesti aku ceritakan namun aku bingung memulainya dari mana
Ketika sepi seraut wajah selalu menyapa kesendirianku
Namun aku tak ingin mengundang gerimis itu lagi
Aku hanya ingin menjadikan bayang-bayang masa lampau menjadi sebuah puisi cinta untuk Nusantara dan doa terindah untuknya yang telah lama lelap dalam damaiNya
Tangerang, 2024
Karena Cinta
"Lihat mataku nak"
katakan padanya aku tak akan mengeluarkan air mata lagi tiada guna
Meski sepi merajam
aku hanya akan menata ribuan doa saja
"Lihat saja di mataku nak" tak pernah ada dendam
Apalagi harus ku simpan rasa perih itu tak ada tempat untuk yang kacau
Aku hanya akan menunggu rekah kelopak lilly putih dengan sabar
Menyirami memunguti gulma di antara tanaman yang ada di taman ini
Katakan padanya, jika dia bertanya
tapi jikapun tak bertanya tak apa aku sudah mengunyah dan menelannya di waktu subuh sebelum kamu hadir
Pondok pasar, 07-06-2024
Pentas Tari Dari Sebuah Taman
Dan engkau datang juga kau yang pernah meneduhi aku di masa itu
Kau tahu aku sering mengunjungi taman ini seperti mu
Tapi sebentar saja itupun mencuri detik darinya
Aku ingin menyaksikan rekah kelopak bunga-bunga nan elok ciptaanNya
Aku ingin kuntum-kuntum mawar meliuk gemulai menebar wangi ke-penjuru
Tangerang, 27-05-2024
Cinta Yang Tertunda
Kau dan aku bertemu lagi di sebuah taman kota tua
Seseorang berkata. "sudah lama ia menanti mu di sini"
Tentu saja aku tersenyum
Kita bertemu kembali abdul
Di-pinggir pohon Kamboja
Kau menatapku, aku mengingat sesaat mawar merah yang kau petik untuk-ku dulu
Ombak besar telah menyeret kita, dan terpisah, laut yang tiba-tiba pasang tak mengenali lagi warna cinta
Di sebuah taman yang tak lagi perawan, Abdul berteriak: "sebuah kapal kan melaju dapatkah kau dan aku meneruskan berlayar membenahi mimpi yang hilang"
Akupun menjawab "iya kita ciumi pelupuk senja bersama sebelum kelopak malam tenggelam"
Tangerang, 14-06-2024
Mawar dan Kamu
Aku suguhkan secangkir kopi, dan setangkai mawar putih setiap pagi
Secangkir kopi yang setia pada musim hampir tertimbun kenangan
Secangkir kopi dan selembar kertas yang selalu menemani hariku
Dan setangkai mawar putih itu sudah lama layu di meja tua ini tanpa aku tahu kau ada di mana
Tangerang 2024
( Sepintas tentang penulis, seorang perempuan sederhana, dan akrab menulis di dunia media sosial facebook dengan medsosnya "Mayek." Dan dia berkata, "Saya hanya ibu warteg berdomisili di Tangerang pindahan dari Brebes. Dan saya menyukai puisi dengan bahasa saya yang terbatas sebab saya hanya lulusan madrasah. Ada beberapa buku tunggal saya dan saya bahagia bisa mengisi luang dengan menulis dan membukukannya." Dan dari semua judul buku yang di tuliskan ya adalah: Lubuk Semesta 2021, cemara angin, 2022, Seberkas Rindu 2022, Resonansi jiwa 2023, Mawar dan Kamu Agustus 2024, ada Ikut antologi bersama juga, yang dapat membantu pengetahuan saya dengan membaca banyak karya dari sahabat penulis.
Saya ibu penjual nasi ( warteg ) yang menyukai puisi. )
( Raya, Redaktur www.7detik.com )